Sabtu 21 Feb 2015 06:42 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Jokowi: Eksekusi Mati Ditunda Bukan Karena Australia

Terpidana mati Bali Nine, Myuran Sukumaran.
Foto: News.com
Terpidana mati Bali Nine, Myuran Sukumaran.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo menegaskan tertundanya pelaksanaan eksekusi mati tahap II bukan memenuhi permintaan Pemerintah Australia dan dua keluarga terpidana mati kasus narkoba asal negara tersebut, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

"Tidak ada (memenuhi permintaan Australia), ini kedaulatan hukum kita. Ini saya kira masalah teknis, masalah lapangan," kata Joko Widodo di Istana Bogor, Jumat (20/2).

Presiden juga mengungkapkan Menteri Luar Negeri Australia Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menghubungi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla untuk mengklarifikasi pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang menyatakan Indonesia harus ingat bantuan tsunami 2004.

"Pernyataan tidak seperti itu, biar pak JK menjelaskan," kata Joko Widodo.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Julie Bishop menjelaskan ada salah pengertian, dan pihaknya ingin menyatakan hubungan Indonesia-Australia sudah bagus, termasuk pada partisipasi bantuan tsunami 2004.

"Ini dimaksudkan bahwa Australia mau melanjutkan kerjasama itu, baik kerja sama dalam bidang ekonomi, pertahanan dan juga sama-sama memerangi narkoba," kata Jusuf Kalla.

Wakil preisden juga menjelaskan hukum Indonesia harus dijalankan dan yang memutuskan hukuman mati itu adalah pengadilan, bukan presiden.

"Yang memutuskan ini (hukuman mati) mahkamah pengadilan yang independen obyektif, karena ini merusak martabat kita. jadi ini obyektivitas pengadilan, bukan presiden, jadi jangan tanya pemerintah," kata Jusuf Kalla.

Pada eksekusi tahap kedua ini, Kejagung akan mengeksekusi 11 terpidana mati yang sudah ditolak permohonan grasinya.

Sebelas terpidana mati itu adalah:

1. Syofial alias Iyen bin Azwar (WNI) kasus pembunuhan berencana

2. Mary Jane Fiesta Veloso (WN Filipina) kasus narkotika

3. Myuran Sukumaran alias Mark (WN Australia) kasus narkotika,

4. Harun bin Ajis (WNI) kasus pembunuhan berencana

5. Sargawi alias Ali bin Sanusi (WNI) kasus pembunuhan berencana

6. Serge Areski Atlaoui (WN Prancis) kasus narkotika

7. Martin Anderson alias Belo (WN Ghana) kasus narkotika

8. Zainal Abidin (WNI) kasus narkotika

9. Raheem Agbaje Salami (WN Cordova) kasus narkotika

10. Rodrigo Gularte (WN Brazil) kasus narkotika

11. Andrew Chan (WN Australia) kasus narkotika

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement