Jumat 20 Feb 2015 18:37 WIB

Kontur Tanah Terus Turun Jadi Penyebab Banjir

Rep: C04/ Red: Djibril Muhammad
 BANJIR JAKARTA. Warga melintasi salah satu ruas jalan Jakarta yang direndam banjir, Kamis (17/1/2013)
Foto: ANTARA/Wahyu Putro A
BANJIR JAKARTA. Warga melintasi salah satu ruas jalan Jakarta yang direndam banjir, Kamis (17/1/2013)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daan Mogot, merupakan pusat perindustrian Jakarta yang mengalami banjir dari tahun ke tahun. Salah satu penyebab adalah penurunan tanah yang cukup besar setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan eksploitasi air tanah yang masif.

Pengamat air dan ahli teknik Lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mengatakan, untuk menghentikan penurunan tanah, konservarsi air tanah harus dilakukan.

Hal ini dilakukan dengan cara meninjau biaya, efektifitas dan kemudahan dalam mengaplikasikan alternatif saluran penggunaan air PAM pada industri maupun perumahan.

"Sumur resapan, ruang terbuka hijau dan sumur injeksi, bisa jadi merupakan solusi yang sesuai dengan banjir di Daan Mogot. Pemerintah hendaknya segera bergerak cepat, mengingat wilayah resapan air di wilayah ini langka sekali. Kalah saing dengan pembangunan gedung-gedung bertingkat dan apartemen. Gimana enggak banjir?" ujarnya.

Banjir yang melanda Jakarta pada 2015 ini, memang bisa dikatakan tidak separah tahun-tahun sebelumnya. Namun titik banjir masih berulang setiap tahunnya.

"Memang air cepat surutnya, karena ada bantuan pompa air di masing-masing wilayah. Tapi titik banjir dari tahun ke tahun tetap itu-itu saja. Enggak berkurang, enggak berlebih. Jadi statis," katanya.

Menurut Firdaus, pengaruh terbesar dari banjir ini adalah penurunan tanah yang terjadi di Jakarta. Pada 2013 saja penurunan permukaan tanah terjadi sekitar belasan sentimeter.

Namun Firdaus meyakini jumlah ini akan terus bertambah setiap tahunnya. Pada 2014 hingga awal tahun 2015 ini saja permukaan tanah diperkirakan terus bergerak turun sekitar 25 cm.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement