Jumat 20 Feb 2015 09:08 WIB

Australia tak Ikhlas Bantu Korban Tsunami

Rep: c09/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott.
Foto: AP
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sindiran Perdana Menteri Australia, Tony Abbot mengenai bantuan yang diterima Indonesia saat peristiwa tsunami dinilai tidak etis. Abbot mengatakan Indonesia seharusnya ingat dengan kebaikan Australia dan menjadikannya pertimbangan untuk membebaskan dua gembong narkoba asal Australia dari hukuman mati.

Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, mengatakan, sikap yang ditunjukkan Australia adalah sikap tidak etisa dan menunjukan ketidakikhlasan negara tersebut. Seharusnya, pemberian bantuan kepada korban tsunami didasari pada kemanusiaan.

“Mengaitkan hukuman mati gembong narkoba dengan bantuan tsunami sangat tidak etis, dalam bahasa Alquran nya, tidak ikhlas,” ujar Yunahar, saat dihubungi Republika Online, Kamis (19/2).

Menurutnya, negara manapun, bahkan Indonesia sendiri, akan membantu negara lain jika ada motivasi kemanusiaan dan tidak mengaitkan dengan imbalan-imbalan lain. Kalau ingin ada timbal balik, tidak dapat disebut bantuan, terlebih jika kembali diungkit.

“Kenapa tidak dari awal saja dia buat MoU, memberi bantuan kepada Indonesia tapi Indonesia harus menuruti mereka,” jelasnya.

Ia menilai, cara berterimakasih Indonesia atas bantuan Australia bukan dengan membiarkan gembong narkoba bebas dari hukuman mati. Masih ada cara-cara lain yang lebih etis dan tidak mengurangi kewibawaan bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement