REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setelah mendapat penghargaan sebagai Kota Batik Dunia oleh Unesco 23 Oktober 2014, sampai sekarang belum pernah ada kegiatan yang berkaitan dengan hal 'perbatikan' di Yogyakarta . Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY Bambang Wisnu Handoyo mengusulkan di Yogyakarta diselenggarakan penyelenggaraan Olympiade Batik melalui Dana Keistimewaan (Danais).
Olimpiade ini bisa berbentuk kompetisi, pameran karya batik seluruh dunia atau lainnya. "Selama ini kan sudah ada olimpiade Matematika, Fisika yang diselenggarakan di seluruh dunia. Kalau diselenggarakan kompetisi batik dalam rangka melestarikan karya tradisional kan lebih baik," kata BWH panggilan akrab Bambang Wisnu Handoyo, Kamis (18/2).
"Bayangan saya, kalau olimpiade Matematika, Fisika itu kan berkaitan dengan perkembangan teknologi, tetapi olimpiade batik ini justru dengan cara tradisional dan ini justru nanti akan menarik masyarakat dunia," ungkap dia.
Menurut dia, itu merupakan usulan yang sebenarnya para seniman di Yogyakarta juga pernah digagas oleh para seniman di Yogyakarta. Kalau hal ini bisa terlaksana bisa merupakan event besar yang bermanfaat bagi masyarakat Yogyakarta baik pengrajin, pengusaha batik maupun seniman.
"Jadi kegiatan olimpiade batik ini bisa mendunia dan peserta Olimpiade ini bisa berasal dari seluruh dunia. Jadi nantinya, kegiatan yang menggunakan danais tidak hanya ecek-ecek sebagaimana yang dilaksanakan selama ini sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Gubernur," kata dia.
Menurut Bambang, perhelatan besar semacam itu bisa bermanfaat bagi pembatik maupun pertumbuhan industri batik di Yogyakarta. Harapannya, nilai investasi Yogya juga ikut terkerek. Dan, yang penting, kata dia menambahkan, bagaimana perajin batik jadi lebih sejahtera. Kegiatan Olimpiade batik ini lebih baik kalau diusulkan oleh masyarakat dan bukan instansi pemerintah.