REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Transjakarta, Antonius Kosasih menuturkan, seluruh bus yang akan masuk ke jalur Busway akan mengalami perubahan logo. Kecuali Trans Jabodetabek, karena armada tersebut ada atas kerja sama dengan Kementerian Perhubungan.
Kosasih mengatakan, ada tiga jenis bis yang akan diintegrasikan sistem manajemennya, yaitu APTB, Trans Jabodetabek, dan Kopaja. Dari aspek teknis, Kopaja harus memenuhi standar operasional busway, terutama kondisi angkutannya sendiri.
Nantinya, seluruh bus terintegrasi tersebut akan diberlakukan tarif per kilometer. Tarif yang berlaku adalah single tarif sebagaimana yang ditentukan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Imbas dari penerapan tarif per kilometer adalah sistem upah sopir dalam bentuk gaji. "Bukan lagi setoran," kata dia.
Kecuali pada APTB, akan terjadi gabungan pendapatan antara setoran dan gaji. Sebab APTB yang melintasi daerah di luar Jakarta bisa saja memiliki ketentuan sendiri.
Kosasih berjanji dengan sistem integrasi tersebut, penumpang tidak perlu membayar dua kali untuk APTB dan Kopaja. Cukup satu kali saat tap di halte. Ia mengklaim hingga kini belum ada mesin e-ticketing yang bermasalah. Sehingga ia percaya realisasi untuk Kopaja dan APTB akan berhasil.
Guna meningkatkan kualitas pelayanan, Transjakarta akan membeli 21 armada baru pada Juni mendatang. Sehingga di akhir tahun akan ada 51 unit bus baru. Ia menjelaskan, pembelian 51 bus itu membuat Transjakarta itu mendapatkan diskon hingga Rp 200 juta.
Selain itu perbaikan jalur busway akan terus dilakukan. Kosasih mengaku sudah melaporkan sejumlah titik jalan yang rusak pada Dinas Bina Marga DKI. "Sebetulnya jalan yang rusak tidak banyak. Tapi lokasinya ada di tempat stategis yang bikin macet," ucap dia.