Selasa 17 Feb 2015 19:21 WIB

Menteri ATR/Kepala BPN: Banjir Jakarta karena Kekurangan RTH

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga mencuci pakaiannya yang terendam banjir di Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis (12/2).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Warga mencuci pakaiannya yang terendam banjir di Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis (12/2). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Ferry Musyidan Baldan mengatakan, banjir di Jakarta karena kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH).

"Guna mengatasi masalah banjir di Jakarta, akan segera bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Terutama membahas masalah memadai tidaknya RTH yang menyebabkan air hujan tak bisa tertampung tanah," ujar Ferry di Jakarta, Selasa (17/2).

Ferry akan bertanya ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta soal berapa persen yang ada RTH di wilayah Jakarta. "Yang harus dipikirkan juga, air sepertinya sedang marah kepada masyarakat, karena tempat tinggalnya diambilalih semua. Sungai dibelokan, saluran tertutup, drainase diperkecil. Masa ruang hidup saya nggak ada, maka saya ambil ruang hidup kalian. Begitu bahasa joke-nya," tutur Ferry.

Guna mengatasi masalah banjir, Jakarta sebagai Ibu Kota Negara harus memiliki desain yang mampu menyalurkan air. "Ini kan sesuatu yang rutin, jadi harus bisa kita lakukan sesuatu," tegas Ferry.

Ferry mengutarakan, pada prinsipnya ketika RTH dan sistem serapan air ini harus dibangun dengan baik. Tentunya pembangunan ini dengan melibatkan kementerian terkait, seperti Kementerian ATR/BPN. Misalnya, dengan bila membangun rumah tidak boleh semua dibeton halamannya atau tapi tetap menyisakan lahan untuk RTH, atau tanaman.

"Jakarta sebagai Ibu Kota Negara tentunya juga harus memiliki RTH. Paling tidak diperlukan RTH sekitar 30 persen dari luas wilayah Jakarta. Kalau nggak, akan seperti ini terus," katanya.

"Mau tak mau," kata Ferry melanjutkan, "harus dibangun sebuah sistem yang mewajibkan semua bangunan itu bertanggungjawab terhadap saluran. Hari ini kan tidak."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement