Selasa 17 Feb 2015 11:25 WIB

Aher: Tuntaskan Pengangguran Harus Seperti Korsel

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indah Wulandari
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok jelang Ramadhan di Pasar Soreang Kabupaten Bandung, Rabu (3/7) 2013
Foto: www.jabarprov.go.id
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok jelang Ramadhan di Pasar Soreang Kabupaten Bandung, Rabu (3/7) 2013

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG-- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengidamkan para pengusaha meniru cara Korea Selatan dalam memproses sumber daya dan mengatasi pengangguran.

Menurut Heryawan yang akrab disapa Aher, Korea Selatan mengolah semua sumber daya yang mereka miliki di dalam negeri. Sehingga, dampaknya tidak ada pengangguran. Korea Selatan, memilikihasil tambang, migas, pertanian dan barang-barang mentah yang seluruhnya diolah di Korea Selaran.

''Jadi jam kerja di Korea, tenaga kerja di Korea. Titik akhirnya pun di Korea, pemasaran baru keluar selain di dalam negeri," ujar Aher, Senin malam (16/2).

Caranya, sebut Aher, pengusaha harus berkomitmen agar dapat menguasai industri hulu (pengolahan bahan mentah) hingga ke industri hilirnya (barang jadi). Sehingga, tenaga serta proses kerja yang dilakukan berlangsung di dalam negeri.

Menurut Aher, proses keutuhan industri tersebut dapat menghadirkan lapangan kerja, sehingga dampaknya di Korsel tidak ada pengangguran. Sementara, di Indonesia angkatan kerja lebih banyak dari pada lapangan kerjanya, karena industri manufaktur dalam negeri belum bekerja dengan baik.

"Kita kurang hati-hati dalam mengolah sumber daya alam kita,'' katanya.

Padahal, sumber daya yang  dimiliki Indonesia lebih hebat dari Korea Selatan. Namun, masalahnya ada pada strategi manajemen ekonomi.

''Kita baru berpikir ekspor kalau sudah di hilir, jadi jangan berpikir ekspor di hulu. Dampaknya jelas,'' katanya.

Selain potensi sumber daya alam, kata dia, Indonesia juga memiliki pangsa pasar yang begitu besar, yaitu dengan potensi pasar terbuka hingga 247 juta jiwa.

Sementara Jawa Barat sendiri memiliki pasar terbuka hingga 46,3 juta jiwa. Melalui potensi ini pengelolaan industri hulu hingga hilirnya, maka lapangan kerja akan terbuka, angkatan kerja akan tertampung, dan kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement