Senin 16 Feb 2015 14:20 WIB

Ini Rekayasa Lalu Lintas Sekitar Istana Bogor untuk Presiden

Rep: c94/ Red: Angga Indrawan
Sejumlah rusa melintas di depan Istana Bogor, Jawa Barat.
Foto: Antara/Jafkhairi
Sejumlah rusa melintas di depan Istana Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengelar pertemuan dengan sejumlah tokoh budayawan dan sejarawan, Senin (16/2). Acara tersebut menyusul penggeseran pagar istana terkait programnya dalam memperluas penataan kota. Namun dalam pertemuan tersebut, lahir beberapa kemungkinan rekayasa lalu lintas.

Menurut Bima, rencananya Presiden akan lewat pintu dekat Kebun Raya Bogor yang berdeketan dengan rumah dinas wali kota Bogor. Akses ini dibuat lantaran Presiden menginginkan agar tidak ada penutupan jalan atau pengaman yang berlebihan.

"Jadi atau tidak presiden beraktivas di sini, ini momentum yang tepat untuk pemerintah Kota Bogor untuk menata lingkungan di program tahun ini," ujar Bima Arya, Senin (16/2).

Politikus PAN itu kembali menjelaskan, trayek lalu lintas kota Bogor cenderung tidak mendapatkan masalah atas kepindahan Presiden. Bahkan sebelum kabar kepindahan Presiden, katanya, trayek angkutan kota Bogor sudah cukup memprihatinkan. "Tersedia 3.412 angkutan kota. Jumlah itu hanya melayani 40 persen saja penduduk Kota Bogor," ujarnya menambahkan.

Dalam menangani macet, lanjut Bima, Pemerintah Kota Bogor tengah mempersiapkan lalu lintas yang baru dengan menjadikan angkot berbadan hukum. Program ini ditargetkan terealisasi pada Agustus.  

"Seluruhnya akan disatukan menjadi satu trayek. Selain praktis dengan satu rute progam ini akan mempermudah masyarakar, sehingga akutan kota tidak menumpuk,"ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement