Senin 16 Feb 2015 04:46 WIB

Jadi Ketum, Wiranto Redam Perpecahan Hanura

Rep: Agus Raharjo/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto (tengah) berbincang dengan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yudi Chrisnandi (kanan) dan Menteri Perindustrian, Saleh Husein (kiri) di Jakarta, Sabtu (24/1). (Republika/Agung Supriyanto)
Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto (tengah) berbincang dengan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yudi Chrisnandi (kanan) dan Menteri Perindustrian, Saleh Husein (kiri) di Jakarta, Sabtu (24/1). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wiranto kembali menjadi ketua umum (Ketum) Partai Hanura periode 2015-2020. Dalam musyawarah nasional yang digelar di Solo, Wiranto dipilih secara aklamasi oleh kader Hanura. Pemilihan Wiranto sebagai ketum adalah hasil putusan rapat pimpinan nasional beberap waktu lalu.

Dalam putusan itu, seluruh kader meminta Wiranto untuk kembali memimpin Hanura. Alasannya, Hanura masih membutuhkan sosok Wiranto untuk memimpin dan menyatukan kader. Politisi Hanura, Dadang Rusdiana mengatakan, Wiranto sebenarnya tidak masalah jika partai yang didirikannya itu dipimpin oleh orang lain. 

"Tetapi, peserta munas berpandangan resiko perpecahan bisa lebih tinggi dan itu berbahaya untuk nasib Hanura kedepan," kata Dadang pada ROL, Ahad (15/2).

Hal senada juga disampaikan politisi Hanura lainnya, Syarifuddin Sudding. Menurutnya potensi perpecahan di Hanura ada. Sebab itu, Hanura masih membutuhkan sosok Wiranto untuk menyatukan seluruh kader. Selama ini, kata dia, belum ada sosok pemimpin di Hanura yang melebihi Wiranto.

"Kalau dipaksakan (memilih sosok lain) akan konflik," kata Sudding. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement