REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Perkembangan media sosial yang beragam jenisnya dinilai sangat berbahaya untuk menyebarkan info mengenai perayaan Valentine. Selama ini media sosial yang lebih mudah diakses mayoritas menyajikan hal-hal yang lucu dan unik dari Valentine, padahal itu menyesatkan.
Psikolog Anak, Elly Risman, berpendapat, media sosial bersifat agresif karena mudah dipakai untuk menyebar informasi. Terlebih perkembangan teknologi saat ini membuat siapapun mudah mengakses informasi tersebut.
“Medsos sangat berbahaya karena mereka agresif dan mudah di akses secara anonim,” jelas Elly, Sabtu (14/2).
Ia menyayangkan banyaknya orang tua yang melepas anak dengan perkembangan teknologi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya anak di bawah umur yang sudah memiliki akun media sosial.
“Orang tua sudah memfasilitasi tanpa ilmu, anak-anak sudah dibuatkan media sosial di bawah usia yang seharusnya diperbolehkan,” kata dia.
Masalahnya, anak bisa menyerap info dengan cepat tanpa bisa menyaring. Sehingga budaya-budaya Barat seperti Valentine dapat dengan mudah diterima begitu saja.
Dampak buruk lain, sangat berbahaya ketika anak sudah mulai kecanduan media sosial. Anak yang kecanduan apa saja, tambah Elly, membutuhkan minimal 12 kali terapi ahli. “Sayang di Indonesia tidak ada terapi semacam itu, maka sekarang selamatkan anak kita,” ujarnya.