REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menilai, menyelamatkan mangrove berarti mengembalikan kejayaan maritim yang sempat hilang dari negeri ini. Risma, saat ditemui dalam acara Mangrove for Nature di Denpasar, Jumat, menegaskan jika kawasan pantai di Indonesia dikonservasi, maka akan memberikan habitat bagi ekosistem laut, baik tanaman maupun satwa.
"Kalau dikembangkan dengan baik, laut kita seperti dulu, kita akan berjaya dan produk-produk ikan akan berkembang dengan baik," katanya.
Selain itu, dia menyatakan penanaman mangrove sebagai tanaman penangkal abrasi dan intrusi itu bisa mencegah pulau-pulau agar tidak cepat tenggelam karena mencairnya gunung es yang masif seiring memanasnya suhu bumi.
Risma mengatakan, pihaknya tengah menyelamatkan 2.500 hektare hutan mangrove di sepanjang Pantai Timur Surabaya bagian utara serta akan memasang pembatas atau "barrier" sepanjang 1,5 kilometer dari bibir pantai.
Berdasarkan teori, lanjut dia, minimal pembatas tersebut dipasang 100 meter dari bibir pantai untuk laut dan untuk sungai 50 meter dari tepi. "Dulu kawasan itu bagus, tapi sekarang rusak. Sejak 2005 dihidupkan kembali dan kami berupaya untuk menarik masyarakat bersama-sama melakukan secara terus-menerus" katanya pula.
Ia pun telah membebaskan tanah masyarakat seluas 10 hektare dengan besaran nilai Rp50 miliar setiap tahunnya, dan porsi kepemilikan tanah pemerintah kota saat ini 30 persen. Risma mengatakan, pihaknya akan menanami pembatas itu dengan tanaman cemara udang karena karakter tanahnya yang tidak bisa ditanami mangrove.
Dalam menanam mangrove agar tetap hidup, karakter tanah harus berlumpur, memiliki pasang surut dan kadar garam tertentu. "Saya pelajari di Jepang, daerah yang terkena tsunami, bagian yang ditanami dengan cemara udang itu tidak rusak," kata Risma.