Kamis 12 Feb 2015 10:31 WIB

Tiket Masuk Kintamani Naik 200 Persen

Rep: muthia ramadhani/ Red: Taufik Rachman
Sejumlah wisatawan menyaksikan pemandangan Gunung dan Danau Batur di kawasan wisata Kintamani, Bali, Kamis (14/2).
Foto: Antara/Jessica Wuysang
Sejumlah wisatawan menyaksikan pemandangan Gunung dan Danau Batur di kawasan wisata Kintamani, Bali, Kamis (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Pemerintah Kabupaten Bangli memutuskan menaikkan tiket masuk ke Kawasan Wisata Kintamani. Harga tiket yang semula dipatok Rp 10 ribu per pengunjung dinaikkan menjadi Rp 30 ribu.

"Tarif masuk ke Kintamani naik menjadi Rp 30 ribu saat ini. Pertimbangannya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan, fasilitas, juga SDM pariwisata," kata Bupati Bangli, I Made Gianyar di Denpasar, Kamis (12/2).

Harga tiket Rp 10 ribu per orang dianggap terlalu murah untuk pengunjung. Kawasan Wisata Kintamani populer dengan obyek wisata Danau Batur,  Gunung Batur, dan Desa Wisata Trunyan.

Danau Batur sangat cocok untuk tempat berperahu, melihat pemandangan, dan dikeliling sejumlah desa wisata pertanian (agrowisata). Gunung Batur disebut sebagai lokasi terbaik untuk melihat matahari terbit (sunrise) di Bali selain Pantai Sanur, sedangkan Desa Trunyan adalah salah satu desa yang masih menggunakan peradaban kuno yang tak pernah menguburkan mayat orang-orang yang meninggal. Bahkan banyak orang berkata seseorang belum ke Bali jika belum mengunjungi Trunyan.

Gianyar menambahkan perbaikan sarana prasarana wisata dan SDM menjadi fokus utama untuk pengembangan obyek. Apalagi, banyak pengunjung yang mengeluhkan keberadaan ratusan pedagang acung di Kintamani. Mereka suka memaksa wisatawan untuk membeli dagangan mereka sehingga menciptakan ketidaknyamanan.

"Pedagang-pedagang acung itu suka memaksa pengunjung sampai mau membeli dagangan mereka," kata Widya, seorang pengunjung.

Sejumlah Biro Perjalanan Wisata (BPW) Cina bahkan sudah sejak lama mencoret Kintamani dari daftar kunjungan mereka karena keberadaan pedagang acung ini. Gianyar mengatakan pedagang-pedagang acung tersebut perlu dilakukan pembinaan sehingga bisa menjadi insan pariwisata yang berbudaya seutuhnya.

Pemerintah Kabupaten Bangli mengharapkan kenaikan tarif masuk wisata di Kintamani bisa memberi kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) hingga Rp 30 miliar dari kunjungan satu juta wisatawan. Pemkab juga berharap citra positif Kintamani sebagai destinasi favorit perjalanan wisata bisa dikembalikan, khususnya di mata wisatawan mancanegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement