REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang Eka Lusti memastikan tidak ada potensi kejadian luar biasa (KLB) untuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Padang sudah ada penurunan kasus DBD. Pada Januari 2014 terdapat 50 kasus dengan dua orang meninggal. Sedangkan Januari 2015 terdapat 48 kasus dengan dua meninggal," katanya di Padang, Sumatera Barat, Rabu (11/2).
Dia mengatakan Dinkes Padang telah melakukan penanganan sesuai arahan surat edaran yang diberikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait penanganan DBD. Arahan itu antara lain, sosialisasi pencegahan dengan sistem 3MPlus (menguras, menutup, mengubur, plus memasang kelambu), menebarkan bubuk abate, memantau jentik nyamuk, dan pengasapan.
Ia menjelaskan, sejak awal Januari 2015, Dinkes Padang telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk. Ia juga telah meminta setiap puskesmas aktif mengajarkan kepada masyarakat cara penanggulangan DBD. Eka meminta masyarakat aktif mempraktikkan arahan-arahan yang telah disampaikan petugas medis terkait DBD.
"Masyarakat harus bersinergi dengan pemerintah, khususnya dalam penanggulangan penyakit yang disebabkan serangan nyamuk //aedes aegypti//," ujarnya.
Menurutnya, cara sederhana yang bisa dilakukan masyarakat adalah rajin membersihkan tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Selain itu, masyarakat juga harus mengetahui gejala-gejala demam berdarah, seperti tubuh yang terasa lemah, letih, pusing, demam yang terus meningkat ,mual dan muncul bintik-bintik merah pada tubuh penderita.
"Masyarakat harus peka. Apabila telah ada tanda tersebut, langsung diperiksakan ke puskesmas untuk dicek darah," kata Eka.
Ia menambahkan, wabah DBD merupakan siklus lima tahunan dan lonjakan DBD terakhir di Kota Padang terjadi pada 2010.