REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Sejumlah nelayan di Pantai Popoh, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, memilih beristirahat dari aktivitas melaut demi mengantisipasi cuaca ekstrem yang biasanya diikuti fenomena badai dan ombak tinggi di tengah laut, selama bulan Februari.
"Di musim (hujan) seperti ini, cuacanya sulit diprediksi. Berangkat mungkin langit cerah, tapi begitu keluar area lepas pantai cuaca bisa berubah dengan cepat," kata seorang nelayan di Pantai Popoh, Tulungagung, Ahmad, Selasa.
Sudah sepekan Ahmad menambatkan perahunya di dermaga pelabuhan Popoh. Aktivitas Ahmad saat ini lebih banyak dia gunakan untuk membetulkan kerusakan ataupun sekedar membersihkan perahu, dibantu anak dan saudaranya.
Kesibukan serupa dilakukan Basroni, nelayan lain yang terlihat sedang membetulkan jaring tarik sepanjang satu kilometer di sisi dermaga.
Basroni dan beberapa awak nelayan lain mengaku hanya berani beraktivitas di sekitar pantai, atau bahkan beralih pekerjaan sementara dengan menjadi buruh tani ataupun kuli bangunan.
"Selain berisiko, saat cuaca ekstrem seperti ini biasanya ikan bersembunyi di laut dalam (kedalaman). Mubazir juga kalau nekat," kata Basroni.
Berdasar prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima BPBD Tulungagung, cuaca ekstrem dimungkinkan masih akan terjadi hingga akhir Februari.