REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto meminta ada pihak yang menguji pernyataannya terkait pertemuan dengan Ketua KPK Abraham Samad menggunakan alat pendeteksi kebohongan.
"Barangkali ada alat-alat bantu yang bisa membantu agar ini tidak menjadi polemik yang berkepanjangan," kata Hasto usai menjadi saksi dalam praperadilan Budi Gunawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/2).
Hasto bahkan mengusulkan pada KPK untuk melakukan tes kebohongan pada dirinya untuk membuktikan kebenaran atas pernyataannya. "Jadi lebih baik saya usulkan KPK juga mau membuka diri. Langkah yang paling sederhana ialah melakukan tes kebohongan," kata dia.
Hasto menuturkan, dirinya siap apabila dilakukan tes uji kebohongan. "Saya menyatakan kesiapannya sekiranya akan dilakukan tes kebohongan karena apa yang saya alami, saya rasakan, saya lihat benar adanya," kata dia.
Namun, ketika ditanyakan pengungkapan bukti lain untuk memperkuat pernyataannya soal Samad, Hasto lebih menyarankan untuk dilakukan tes kebohongan.
Hasto juga tidak mau mengungkap identitas rekannya dengan inisial D1 dan D2 yang dikatakan turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Hasto menyerahkan pengungkapan rekannya tersebut melalui proses hukum di Bareskrim Polri. "Biar proses hukum yang membuktikan," kata dia.
Pada hari ini, Hasto menjadi saksi di persidangan praperadilan Komjen Pol Budi Gunawan. Dalam keterangannya di pengadilan, Hasto memberikan klarifikasi terkait pernyataannya yang diungkapkan di Komisi III DPR tentang pertemuan Abraham Samad dengan petinggi parpol.
Ia juga menerangkan di muka persidangan bahwa dirinya pernah ditugaskan oleh Jokowi untuk memberi tahu Samad soal pembatalan sebagai calon wakil presiden.