Selasa 10 Feb 2015 19:26 WIB

Investor Malaysia Tertarik Bangun Rel KA Muara Enim-Tanjung Api-api

 Pekerja membawa alat yang digunakan untuk memperbaiki rel kereta api di Kawasan Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (11/11). (Antara/Wahyu Putro A)
Pekerja membawa alat yang digunakan untuk memperbaiki rel kereta api di Kawasan Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (11/11). (Antara/Wahyu Putro A)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Investor Malaysia tertarik untuk mengembangan pembangunan rel kereta api dari Kabupaten Muaraenim menuju kawasan Tanjung Api -Api Banyuasin, Sumatera Selatan.

Asisten Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Ruslan Bahri usai rapat pembahasan pembangunan rel kereta api di Palembang, Selasa, mengatakan, sudah ada yang berminat sebagai penggerak dalam pembangunan rel kereta api tersebut yaitu investor Malaysia.

Pengusaha dari Malaysia itu menyatakan siap sebagai penggerak pembangunan rel yang akan digunakan mengangkut hasil tambang dan barang serta masyarakat umum itu, ujar dia.

Oleh karena itu pihaknya melaksanakan rapat bersama untuk membahas kembali pelaksanaan pembangunan rel tersebut supaya secepatnya terealisasi.

Persiapan terus dioptimalkan sehingga wilayah Tanjung Api -Api Sumatera Selatan benar-benar berkembang sekaligus memperkuat kawasan ekonomi khusus itu, ujar dia.

Rapat bersama itu antara lain menyiapkan kepanitiaan pembuatan data yang diperlukan selanjutnya, serta persiapan pelaksanaan tender.

Pembangunan rel kereta api itu penting dan mendesak untuk direalisasikan karena potensi hasil tambang di daerah ini cukup besar, namun masih terkendala pengangkutan.

"Jadi bila sudah ada jalan atau rel untuk mengangkut hasil tambang terutama batu bara maka perekomonian di daerah ini semakin meningkat," katanya.

Apalagi sekarang ini kawasan Tanjung Api Api tersebut lahanya sudah ada yang dapat digunakan yang sebelumnya masih hutan lindung.

Pemprov Sumsel terus mempersiapkan diri agar pembangunan rel tersebut segera terealisasi, tambah dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement