REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Min (75 tahun), warga Kampung Cirendeu, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya terkena sambaran api diduga akibat kebocoran regulator gas elpiji. Korban pun kini tengah menuju Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung untuk mendapatkan perawatan intensif.
"Kejadiannya kemarin (9/2), ibu sedang memasak nasi tiba-tiba terbakar. Untung ada tetangga yang segera menolong," ujar Zulaeha (45), anak korban, Selasa (10/2). Ia menceritakan, berdasarkan pernyataan saksi mata, tiba-tiba terdengar teriakan korban pada sore hari. Korban pun langsung dibawa ke Puskesmas Rajapolah.
Zulaeha mengaku ketika itu korban sedang sendirian di rumah. "Penghuni rumah itu ada adik saya juga tapi ia sedang bekerja," ujarnya.
Sementara, kata Zulaeha, beberapa bagian rumah korban seperti kamar juga ikut terbakar karena banyak pakaian yang mudah terbakar.
Korban sempat dirawat selama satu malam di puskesmas setempat sebelum dirujuk ke RSUD Dokter Sukardjo, Kota Tasikmalaya. Karena keterbatasan peralatan, pihak RSUD pun merujuk korban untuk dirawat di RS Hasan Sadikin. "Sebenarnya ingin dirawat di sini saja (RSUD). Selain itu takut juga biayanya mahal nanti kalau di Bandung," ujar Zulaeha.
Kepala Urusan Pemerintahan Desa Manggungsari, Erik telah mengupayakan bantuan dengan memberikan Surat Keterangan Tidak Mampu dan mendaftarkan korban ke BPJS. "Sebenarnya korban terdaftar di Jamkesmas yang lama. Tidak tahu sekarang masih berlaku atau tidak. Mudah-mudahan dengan bekal surat dan pendaftaran BPJS biaya di Bandung tidak akan memberatkan," ujar Erik.
Selain itu, Erik juga akan berupaya untuk meminta bantuan dari program-program untuk keluarga miskin yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.