Selasa 10 Feb 2015 17:07 WIB
mobil nasional

Tentang Label Mobnas, Ternyata Malaysia tak Minta Izin

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
 Presiden Indonesia Joko Widodo, tengah, duduk di samping Chairman Proton Holdings Bhd. Mahathir Mohamad (kanan) dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak jelang penandatanganan nota kesepahaman antara Proton and PT Adiperkasa Citra Lestari, di Shah Alam, M
Foto: AP
Presiden Indonesia Joko Widodo, tengah, duduk di samping Chairman Proton Holdings Bhd. Mahathir Mohamad (kanan) dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak jelang penandatanganan nota kesepahaman antara Proton and PT Adiperkasa Citra Lestari, di Shah Alam, M

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Saleh Husin meluruskan imbas negatif tentang banner bertuliskan 'MOBIL NASIONAL INDONESIA' yang dijadikan backdrop dalam acara penanda tanganan kerjasama antara PT Adiperkasa Citra Lestari dengan Proton Holding Berhard beberapa waktu lalu.

Menurut Saleh, hal itu merupakan bentuk usaha malaysia yang ingin menjadikan produknya sebagai mobil nasional di Indonesia. "Namanya juga usaha, ya silahkan saja. Tapi kalau mau jadi mobnas kan tahapannya cukup panjang," ujarnya di Kantor Presiden, Selasa (10/2).

Saleh menjelaskan, untuk mengembangkan mobnas, harus ada studi kelayakan terlebih dahulu. Tak hanya itu, Proton juga harus memiliki izin investasi dari BKPM. Sehingga, ia meminta publik tak buru-buru menyimpulkan bahwa kerja sama yang dijalin dengan Proton untuk mengembangkan mobnas dan menggeser Esemka.

"Datang ke sini saja belum," kata dia.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi telah menyaksikan kerja sama antara PT Adiperkasa Citra Lestari, yang merupakan perusahaan milik mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono dengan perusahaan otomotif Malaysia, Proton Holding Berhard, di sela-sela kunjungan kerjanya di Malaysia pada Sabtu (7/2). Dalam acara tersebut, banner yang dijadikan backdrop acara penandatanganan bertuliskan 'mobil nasional Indonesia.'

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement