REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Memasuki musim penghujan, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap serangan nyamuk Aedes Aegypti penyebab Dengue Haemorrhagic Fever atau Demam Berdarah (DBD).
Di Kota Bekasi, sejak Januari 2015 sampai hari ini ada sebanyak 63 orang yang menderita demam berdarah.
Sebelumnya, penderita demam berdarah mencapai 2196 orang pada 2013. Pada 2014, jumlah penderita menurun. Terhitung ada sebanyak 1746 penderita yang melakukan rawat inap di Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi.
Ketua Ikatan Doktor Indonesia Kota Bekasi, Anthony D Tulak mengatakan, masyarakat harus rajin membersihkan lingkungan dan lebih jeli melihat lokasi yang bisa dijadikan sarang nyamuk. Ia mengatakan, faktor utama penyebab demam berdarah adalah nyamuk Aedes Aegypti.
"Masyarakat harus rajin membersihkan tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk untuk mencegah demam berdarah, seperti genangan air di kaleng atau wadah-wadah yang terbuka," kata Anthony kepada Republika, Selasa (10/2).
Selain itu, Anthony mengimbau masyarakat harus tahu gejala demam berdarah agar segera bisa ditangani. Sebab demam berdarah merupakan penyakit yang cukup berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian bagi si penderita.
Ia menjelaskan gejala awal seseorang terkena demam berdarah. Pertama tubuh si penderita akan terasa lemah dan letih disertai pusing. Kemudian terjadi demam yang terus meningkat disertai mual dan sakit kepala.
Dihari kelima atau ketujuh, biasanya baru muncul bintik-bintik merah pada tubuh si penderita. Tapi bintik merah tersebut bisa tidak muncul dalam beberapa kasus tertentu.
Saat gejala demam berdarah terjadi, Anthony menyarankan agar si penderita diberi minum air putih yang banyak.
Ia menjelaskan, pengobatan demam berdarah di Rumah Sakit juga hanya dengan infus dan obat penurun demam. Hal tersebut dilakukan karena pederita demam berdarah sebenarnya kekurangan cairan dan menurunnya trombosit dalam tubuh.
Menurutnya, biasanya pengobatan demam berdarah berlangsung selama kurang lebih 10 hari. Tapi hal yang paling ditakutkan saat terkena penyakit demam berdarah, ketika si pendertia shock akibat pendarahan.
Antohny menegaskan, banyak sekali terjadi kasus penderita demam berdarah gagal nafas akibat shock saat terjadi pendarahan. Ketika mencapai tahap tersebut, biasanya diberikn cairan infus pun sudah tidak mempan.
"Oleh sebab itu masyarakat harus mengetahui gejala demam berdarah sejak dini agar bisa segera diobati," ujarnya.