REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Heru Munandar mengaku produksi mobil Esemka yang mereka lakukan hingga kini masih terkendala faktor biaya.
Karena belum adanya investor yang mau menanam modal, pembuatan mobil hanya dilakukan berdasarkan pesanan. ''Kami hanya melayani pemesanan saja," kata Heru Selasa (10/2).
Menurut Heru biaya yang diperlukan untuk membangun Esemka cukup tinggi. Pria yang juga Kepala Sekolah SMK Warga ini memaparkan, untuk proses produksi satu unit mobil Esemka memerlukan waktu dua hingga tiga hari untuk bisa sampai ke tangan pemesan. Hal itu dikarenakan perakitan mobil ini mengandalkan suku cadang dari usaha kecil menengah (UKM) lain.
Heru mengambil contoh, PT SMK harus pesan Blok Mesin dari industri sentran pengecoran di Batur, Ceper, Kabaupaten Klaten. Kemudian harus memesan knalpot dari Banjarnegara. Ini juga harus menunggu pembuatan mereka.
''Jadi, kalau kita sudah punya modal, UKM yang terkait dengan kami ini, tentu akan menyediakan sparepart yang sesuai dengan kriteria kami dalam jumlah banyak. Tetapi, sepertinya sekarang belum bisa,'' kata dia.
Heru mengatakan masih menunggu perhatian pemerintah tentang produk karya anak bangsa ini. Ia juga menunggu janji yang pernah dikumandangkan Presiden Jokowi saat menjadi wali kota Solo untuk menjadikan Esemka mobil nasional.
''Pak Jokowi pernah bilang mobil Esemka ini bagus. Dan, bisa diproyeksikan menjadi mobil nasional. Ya kami tunggu saja janji itu,'' kata Heru.
SMK saat ini sudah memiliki Esemka Rajawali II yang siap diproduksi. Berbeda dengan produk pertama, generasi terbaru ini telah lolos uji emisi dan diperbaiki standardnya.