REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republika Indonesia (DPD RI), Irman Gusman mengatakan di tengah arus deras persaingan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya umat Islam Indonesia harus bisa segera menentukan posisinya. Hal ini penting agar agama Islam yang dianut oleh mayoritas rakyat Indonesia bisa memberikan arti bagi kehidupan mereka secara nyata.
''Jadi posisi seperti apa yang harus dipilih itu. Apakah umat akan larut dalam persaingan yang kinitengah berlangsung, atau mulai berfikir lebih maju dengan cara membawa nilai-nilai baru yang bisa menyelamatkan dan menyejahterakan umat dan bangsa secara keseluruhan. Inilah salah satu hal yang penting dicari jawaban dan solusi bagai konggres umat Islam ini,'' kata Irman Gusman, ketika menyampaikan pemikirannya di depann peserta Konferensi Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VI di Yogyakarta, Senin malam (9/2).
Irman kemudian mencontohkan bagaimana Umat Islam Indonesia harus mampu memberikan solusi terhadap sistem ekonomi yang kini serba materialistis dan liberal itu. Sebab, pada kenyataannya berbagai ahli dan pemikir ekonomidunia sudah menyatakan bahwa sistem ekonomi yang seperti ini bukan lagi sistem yang terhormat karena ujungakhirnya hanya memperbesar jarak kesenjangan kehidupan belaka.
''Bayangkan kini sekelompok aset ekonomi warga dunia hanya dikuasai sekelompok kecil orang tertentu. Melihat hal itu lalu apa yang harus dilakukan ke depan sehingga kemajuan ekonomi bangsa ini mampu menjadi rahmat bagi seluruh warga negara, khususnya umat Islam. Apakah umat ini perlu punya sistem ekonominya sendiri, atau bila tidak maka yang benar itu seperti apa?,'' lanjut Irman.
Diakui Irman, dalam sepuluh tahun terakhir ini harus diakui bahwa kekuatan ekonomi Indonesia tumbuh luar bisa. Produk Demostik Bruto (PDB) Indonesia berada pada urutan 17 dunia atau sudah masuk dalam 20 besar negara kaya. Bahkan bila dipersamakan dengan 'hitungan riil' dengan cara memperhitungkan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar AS, kekuatan ekonomi Indonesia ternyata malah berada di urutan kesembilan dunia.
''Tapi memang semua angka pertumbuhan ekonomi itu hendaknya juga jangan sampai menjadi kenyataan semua bagi umat Islam. Kemajuan dan petumbuhan ekonomi memang kita kejar, tapi ingat bila hanya mengejar sisi ini saja dan melupakan keadilan serta pemerataan hasilnya ternyata hanya meningkatkan angka kemiskinan. Dalam soal inilah umat Islam perlu menentukan sikap dan pilihannya,'' katanya.
Tantangan ke depan umat Islam, lanjut Irman, memang sangat berat. Berbagai masalah seperti soal ekonomi, kesehatan, masalah sosial, dan pendidikan harus bisa diselesaikan. Dan meskpun berat tantangannya kalau umat Islam mampu bersatu maka segala kesukaran bisa diatasi. ''Dan bila ini terjadi negara Indonesia pun semakin berjaya,'' ujarnya.