REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Provinsi Riau mendominasi jumlah titik panas atau "hotspot" di wilayah Sumatera yang mengindikasikan terjadi kebakaran lahan dan hutan, yakni sebanyak 33 titik pada Senin.
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengatakan pencitraan Satelit Terra dan Aqua dengan sensor MODIS mendeteksi ada 35 "hotspot" di Sumatera dimana 33 titik berada di Riau.
Hal tersebut berdasarkan pembaruan pencitraan satelit pada 9 Februari 2015 pukul 07.00
WIB. "Titik panas paling banyak berada di Kabupaten Bengkalis dengan jumlah 23 titik," kata Sugarin di Pekanbaru.
Ia mengatakan, titik panas lainnya terdeteksi di Kabupaten Rokan Hilir sebanyak empat titik, Siak ada dua titik, dan Kepulauan Meranti satu titik.
Tingkat keakuratan (confidence) di atas 70 persen mengindikasikan ada 12 titik yang kemungkinan besar adalah sumber titik api kebakaran. "Lokasinya di Bengkalis ada sembilan titik, Rokan Hilir ada satu titik, dan Siak dua titik," katanya.
Ia menambahkan, secara umum arah angin berhembus dari Timur Laut hingga Timur dengan kecepatan 06-15 knots (11-29 km/jam). Sedangkan temperatur udara maksimal mencapai 31,5-33,5 derajat Celcius dengan kelembaban maksimal 91-96 persen.
Meski begitu, dia mengatakan cuaca di Riau masih ada peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
"Cuaca Riau pada umumnya cerah berawan, peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi pada sore dan malam hari di wilayah Riau bagian Tengah, Selatan dan Barat," katanya.
Selama dua hari terakhir, pantuan terhadap titik panas menunjukan ada peningkatan karena pada Minggu (8/2) menunjukkan ada 32 "hotspot" di wilayah Sumatera, dimana 31 titik berada di Riau.
"Pemerintah daerah perlu mewaspadai potensi terjadi kebakaran lahan karena curah hujan mulai berkurang pada Februari, terutama di daerah pesisir Riau," katanya.