Ahad 08 Feb 2015 00:10 WIB

MenPAN : Gaji PNS di Jakarta Terlalu Tinggi

Rep: C74/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
100 Hari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi berbicara saat akan konfrensi pers 100 hari Kemenpan RB di Jakarta, Selasa (27/1).  (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
100 Hari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi berbicara saat akan konfrensi pers 100 hari Kemenpan RB di Jakarta, Selasa (27/1). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Menteri Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi  mengakui secara pribadi tunjangan yang diusulkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan gaji terlalu besar bagi PNS. Walaupun dari segi fiskal DKI Jakarta memiliki PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang tinggi.

Yudi mengatakan PAD DKI Jakarta Rp 40 Triliun dan APBDnya Rp 73 Triliun. Tapi hal ini, menurut Yudi dapat membuat kesenjangan antar PNS Daerah.

“Jika ditanya secara pribadi ini terlalu besar dan juga menimbulkan senjangan,” kata Yuddy, usai menggelar pertemuan dengan PNS Kota Malang di Balai Kota Malang, Sabtu (7/2) sore.

Ia mengatakan tidak ada polemik di antara internal PNS. Polemik justru muncul dari masyarakat yang melihat kesenjangan terlalu tinggi. Karena kita mendaftar PNS sudah mengetahui gaji dan tunjangan yang akan didapat.

"Nanti SDM yang berkualitas di daerah pindah ke Jakarta, ini juga menjadi tantangan ke depannya untuk kepala daerah meningkatkan PAD daerahnya," Yudi mengatakan selain PAD ada pertimbangan kemahalan daerah. Yaitu biaya hidup antar daerah berbeda.

Menurut Yuddy, sisi positif bagi DKI Jakarta karena akan mendapatkan SDM yang bagus. Dan akan menjadi tantangan bagi daerah. Karena besar kemungkinan SDM yang berkualitas akan pindah ke DKI Jakarta.

"Untuk jangka pendek memang sulit membuat SDM yang berkualitas tetap berada di daerah dengan penghasilan yang tetap," tutur kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement