REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan deras yang terjadi sepanjang hari ini, mengakibatkan ribuan rumah di Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah Kabupaten Bandung kembali kebanjiran dan terendam. Akibatnya, warga terpaksa berbondong -bondong menuju tempat pengungsian di gedung Inkanas serta GOR Baleendah.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Cecep Hendrawan mengatakan, hujan deras yang terjadi di Kota Bandung menyebabkan aliran air dari Sungai Cikapundung cukup besar masuk ke Sungai Citarum.
Selain dari Sungai Cikapundung, debit air Citarum juga kembali meluap akibat hujan deras yang terjadi di hulu sungai seperti wilayah Kertasari dan sekitarnya.
"Sungai Cikapundung besar akibat hujan deras di Kota Bandung langsung masuk ke Citarum," kata Cecep Hendrawan, Jumat (6/2) malam.
Cecep mengungkapkan, air mulai menggenangi pemukiman warga sekitar pukul 17.00 WIB. Saat ini ketinggian air dipemukiman warga antara 50 cm hingga 1 meter. Seperti di Kecamatan Baleendah di Kampung Andir, Cigosol, Cieunteung dan Bolero.
"Kalau di Cieunteung ketinggian air sudah lebih dari satu meter. Warga disana sudah mengungsi ke lantai dua, sebagian lagi mengungsi ke Gor Kelurahan Baleendah dan Gedung Inkanas," ungkapnya.
Sedangkan di Kecamatan Dayeuhkolot, kata dia, ketinggian air di pemukiman warga seperti di Kampung Bojongasih dan Leuwibandung, Desa Dayeuhkolot dan Kampung Bojong Citepus Desa Cangkuang Wetan. Ketinggian air di pemukiman antara 30 cm hingga 1 meter.
"Kalau di sepanjang Jalan Raya Dayeuhkolot ketinggian air 20 cm. Sedangkan di Jalan Raya Baleendah depan Kampung Cieunteung sekitar 50cm," jelasnya.
Saat ini, lanjut dia, BPBD langsung menurunkan tim ke lapangan dan melakukan penyusuran ke pemukiman warga, untuk melakukan evakuasi. Karena, kata dia, dikhawatirkan ketinggian air terus naik dan warga bisa terjebak dipemukimannya. Beberapa tempat yang biasa dipakai sebagai tempat pengungsian pun mulai didatangi oleh para pengungsi.
"Perkiraan sementara jumlah rumah yang terendam di dua kecamatan ini mencapai 2.000 rumah. Warga ada yang sudah mengungsi dan sebagian lagi masih bertahan di rumahnya, terutama mereka yang punya lantai 2," ungkapnya.