REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA—Belum tuntas polisi mengusut kasus penembakan aktivis antikorupsi Mathur Husairi, kekerasan bersenjata api kembali terjadi di Bangkalan, Pulau Madura. Kasus penembakan terjadi dalam drama bentok warga dua kampung bertetangga, yakni Desa Kombengan dan Katol Barat, Kamis (5/2), sekitar pukul 13.45.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Awi Setiyono menjelaskan, bentrokan bermula dari adu mulut dua pemuda asal Desa Kombengan dan Katol Barat. "Kejadian bermula sepele, anak-anak SMP ada semacam balap liar, Selasa, 3 Februari. Ribut dijalan, anak dari Desa Katol Barat lalu lapor orangtuanya," ujar Awi di Mapolda Jawa Timur, Jumat (6/2).
Akibat Dendam, menurut Awi, pada Kamis, pemuda asal Desa Katol Barat bersama 25 warga mencari pemuda dari Desa Kombengan. Semula, menurut Awi, bentrokan berusha diredam oleh para tokoh kampung. Tetapi tiba-tiba, menurut Awi, ada tembakan dari arah warga Desa Kantol Barat.
"Dua orang warga dari Desa Kombengan terkena tembak, masing-masing M (35) di bagian punggung, dan dan R (20) di atas lutut daerah paha," ujar Awi.
Beruntung, menurut Awi, nyawa keduanya berhasil diselamatkan setelah dilarikan ke rumah sakit Syamrabu Bangkalan. Hasil penyelidikan, Awi menyampaikan, tembakan dilakukan dua orang yang berbeda, yakni Dirman dan Mustain.
Pada Kamis malam, Awi melanjutkan, atas bantuan Wakil Ketua DPRD Bangkalan, Mustain menyerahkan diri. Adapun Dirman, menurut dia, kini masih dalam pengejaran kepolisian.
Menghindari bentrokan susulan, Awi menyampaikan, saat ini, kedua Desa dijaga aparat kepolisian Polres Bangkalan. Selain itu, menurut Awi, Polda Jawa Timur juga menerjunkan satu SSK Brimob, satu SST Dalmas, serta tim Cobra Jatanras.