REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali Wisnuardhana menyebut setiap tahunnya, Bali mengalami pengikisan lahan pertanian sebesar 350-400 hektar.
Hal tersebut disebabkan banyaknya investor yang meminta lahan untuk ladang usaha mereka. Tak hanya itu, persoalan lainnya adalah masalah persaingan pasokan air.
Karena itu, Bali secara terang-terangan menolak target pemerintah yang menginginkan produksi padi ditingkatkan hingga 20 persen.
"Bali telah menargetkan peningkatan produksi padi di 2015 sebesar 10 persen saja," katanya, Jumat (6/2).
Alasannya, lanjut dia, Bali telah menjadi provinsi no tiga terbesar dalam produksi padi, di mana per tahunnya, produksi berkisar 800 ribu ton gabah kering giling (GKG) dan menghasilkan beras 500-600 ton.
Bali juga telah mencapai surplus beras karena telah memenuhi kebutuhan 4 juta penduduk sebanyak 450 ribu ton.
"Ketika produksi sudah tinggi, untuk meningkatkannya lagi bukan perkara mudah," katanya.