REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Rebranding DI Yogyakarta menjadi “Jogja Istimewa” harus mencerminkan karakter khas warganya sekaligus perbaikan di semua lini kehidupan.
"Rebranding harus dibarengi dengan perubahan karakter masyarakat dan harus ada perbaikan di semua lini, baik penataan hotel, kebersihan, penataan tata ruang, toleransi dan sebagainya,’’kata Wakil Ketua DPRD DIY Arif Noor Hartanto, Jumat (6/2).
Menurut dia, perbaikan sosiokultural akan menciptakan suasana kota yang berbeda. Karena hal itu yang akan jadi daya tarik wisatawan.
Jadi, kata dia menambahkan, Yogya bukan sebatas destinasi wisata, melainkan menjadikan Yogya sebagai kota yang ngangeni dan orang datang merasa eyom, ayem, dan tentrem.
Agar hal itu terwujud semua warga masyarakat Yogyakarta harus bergerak bersama membuat perubahan, tokoh masyarakat harus turun tangan dan tidak hanya mengandalkan aparatur pemerintah saja.
Anggota Tim 11 M. Arief Budiman mengatakan, setelah peluncuran logo Jogja Istimewa, tim akan membuat pameran karya seni rupa ada seni lukis, fotografi di billboard dan patung mulai 7 Maret mendatang.