Jumat 06 Feb 2015 10:08 WIB

Produk Lokal dari Bandung Manfaatkan Larangan Impor Baju Bekas

Sejumlah calon pembeli melihat pakaian bekas impor di Pasar Senen, Jakarta, Ahad (1/2).   (Antara/Rosa Panggabean)
Sejumlah calon pembeli melihat pakaian bekas impor di Pasar Senen, Jakarta, Ahad (1/2). (Antara/Rosa Panggabean)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Peredagangan Kota Bandung mengimbau para pelaku usaha sandang untuk memanfaatkan keuntungan dari kebijakan pelarangan impor baju bekas.

"Bila ada produk lokal yang baru dan berkualitas, kenapa harus beli pakaian bekas impor. Pelaku usaha sandang Bandung harus memanfaatan peluang itu untuk meningkatkan penjualan," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung Eric M Athohari di Bandung, Jumat (6/2).

Pada kesempatan itu, ia mengimbau masyarakat konsumen untuk menggunakan produk lokal karena kualitasnya kini lebih baik dengan harga yang terjangkau.

"Imbauan pengehentian impor pakaian bekas itu sudah jauh-jauh hari ada, Kementrian Perdagangan menemukan adanya bakteri di pakaian-pakaian bekas itu. Aturannya sudah jelas," katanya.

Erick menyebutkan sedang melakukan penelusuran di salah satu tempat yang diduga menjual pakaian impor bekas. Dalam beberapa hari kedepan diharapkan sudah dapat membuat laporan kepada Pemerintah Kota Bandung dan Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Barat.

Pada kesempatan itu, ia mendesak pemerintah untuk memperketat masuk dan beredarnya pakaian bekas impor dari luar negeri yang masuk secara ilegal. Eric menyatakan berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Pada dasarnya barang bekas itu dilarang diimpor kecuali barang-barang yang diperntukan untuk modal.

Selain itu kewenagan perlindungan konsumen dan Barang beredar telah diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2014. "Dengan kebijakan Menteri Perdaganan tentang pelarangan impor pakaian bekas, diharapkan industri lokal khususnya pakaian atau fashion dapat meraih peluang pasar sebaik-baiknya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement