REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Badan SAR Nasional berencana mengangkat badan pesawat AirAsia QZ8501 yang masih berada di dasar perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
"Memang ada rencana mengangkat badan pesawat agar lebih mudah, tapi kita lihat perkembangan dahulu," ujar Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo di Jakarta, Kamis (5/2).
Menurut dia, pengangkatan badan pesawat menuju daratan masih akan disesuaikan dengan hasil evaluasi yang dilakukan Basarnas beserta sejumlah kelompok yang membantu kegiatan pencarian korban pesawat pada Jumat (6/2).
Ia menuturkan pengambilan bangkai badan pesawat yang hilang kontak dan hilang dari radar "air traffic controller" (ATC) di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada 28 Desember 2014 guna mempermudah evakuasi jenazah yang belum berhasil diidentifikasi para penyelam gabungan.
"Kami ingin memastikan badan pesawat sudah bersih dari korban, jadi kami pertimbangkan agar lebih baik diangkat dan kemudian diperiksa," katanya.
Pada kegiatan pencarian yang memasuki hari ke-40, tim SAR telah menemukan sebanyak 90 korban, di mana 13 jenazah ditemukan di bangkai badan pesawat AirAsia QZ8501 pada operasi lanjutan Basarnas yang dimulai sejak Sabtu, 31 Januari 2015.
Sebanyak tiga belas jenazah tersebut kemudian diterbangkan ke Bandar Udara Juanda, Surabaya, pada Kamis siang. Hingga kini tim penyelam gabungan Basarnas yang terdiri dari kelompok Basarnas Special Group, Indonesian Diver (I-Divers), Galangan Citra Batam (AHA), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Migas (SKK Migas), dan penyelam tradisional dari Kumai masih terus melanjutkan kegiatan evakuasi di sejumlah daerah pencarian.
Selain beroperasi di lepas pantai, tim pencari korban pesawat AirAsia yang seharusnya menerbangi rute Surabaya-Singapura itu, juga memusatkan perhatian di pesisir pantai, dikarenakan sejumlah jenazah maupun pecahan pesawat yang terseret gelombang dari perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, telah terseret hingga ke pantai.