Rabu 04 Feb 2015 21:10 WIB

Menkes akan Kunjungi Wilayah Penyebaran DBD

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menkes Nila Farid Moeleok saat konferensi pers terkait Program Indonesia Sehat di Kantor Kemenkes Jakarta, Rabu (5/11). (Antara/Andika Wahyu)
Menkes Nila Farid Moeleok saat konferensi pers terkait Program Indonesia Sehat di Kantor Kemenkes Jakarta, Rabu (5/11). (Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL) Kemenkes Indonesia Mohamad Subuh mengatakan, rencananya Menteri Kesehatan (Menkes) Indonesia Nila F Moeloek, ia, dan jajarannya bakal mendatangi wilayah-wilayah penyebaran DBD mulai Kamis (5/2)

“Ibu Menkes ingin menggerakkan masyarakat agar melakukan gerakan 3M yaitu Menguras, Menutup, Mengubur ke anak-anak di sekolah karena mungkin saja lingkungan sekolah itu banyak wadah atau kaleng tergenang air. Ibu juga akan mengunjungi tempat-tempat umum seperti masjid,” katanya kepada Republika, di Kompleks Parlemen, di Jakarta, Rabu (4/2).

Untuk tujuan kunjungannya sebenarnya masih dirapatkan. Namun, kata dia, tidak menutup kemungkinan Nila akan terjun ke Tangerang, Banten. Tak hanya Menkes, Subuh rencananya juga akan mengunjungi salah satu provinsi dengan kasus DBD terparah yaitu Jawa Timur. Tepatnya, ia akan ke Kota Surabaya, Jumat (6/2).

“Saya mau cek ke Surabaya apakah intervensi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan itu sudah berjalan dengan benar,” ujarnya.

Kedua, ia ingin melakukan pengecekan mengenai masalah apakah benar pasien yang didiagnosis DBD benar-benar terinfeksi penyakit itu. Ini karena untuk menentukan seseorang menderita sakit DBD perlu dipastikan lewat tes darah laboratorium. Ia khawatir, jangan-jangan pasien itu hanya terduga DBD, bukan positif terkena penyakit itu.

Apalagi, kata dia, ciri-ciri penyakit DBD sama dengan penyakit lain seperti tipes. Untuk itu, ia ingin membenahi konfirmasi pasti apakah pasien itu positif atau negatif DBD. “Nah, diagnosa ini yang harus kami konfirmasi ke mereka,” katanya.

Namun ia mengklaim, kasus DBD di Jatim yang notabene salah satu provinsi dengan jumlah penyakit DBD terbanyak kini mengalami penurunan. Ia menjelaskan, memasuki bulan ini, kasus DBD berkurang.

Jika di bulan Januari kasus DBD rata-rata puluhan sampai ratusan per hari, di bulan ini angkanya hanya dibawah 10 pasien per hari. Ia berharap, tren penurunan kasus DBD terus terjadi. Untuk mencegah kejadian luar biasa (KLB) atau kasus penderita DBD semakin bertambah, ia menegaskan gerakan PSN dan 3M sepanjang tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement