Selasa 03 Feb 2015 20:25 WIB

Triwisaksana: LRT Lebih Cocok untuk Jakarta daripada Monorel

Rep: Ratna Puspita/ Red: Bayu Hermawan
Kondisi tiang monorel yang mangkrak di Jalan H. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (27/1).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Kondisi tiang monorel yang mangkrak di Jalan H. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (27/1). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana mendukung langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membangun sistem kereta api ringan atau Light Rapid Transit (LRT). Sebab, sistem kereta api ringan lebih cocok untuk wilayah Jakarta.

Triwisaksana menyatakan LRT lebih tepat untuk Ibu Kota karena bakal dibangun melayang (elevated). Sistem kereta cepat juga memiliki konstruksi yang lebih fleksibel daripada monorail.

"Ini lumayan cocok untuk kondisi Jakarta," kata Triwisaksana kepada Republika, Selasa (3/2).

Meski demikian, pria yang akrab disapa Bang Sani itu mengatakan ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab oleh pemerintah mengenai moda transportasi berbasis rel listrik tersebut. Hal tersebut diperlukan sebelum memutuskan menerima LRT sebagai salah satu moda angkutan massal di ibukota.

Pertama, daya angkut. Kelemahan monorail, yaitu memiliki daya angkut yang rendah dibanding LRT. Karena LRT memiliki daya angkut yang lebih besar sehingga biaya per penumpang lebih rendah.

"Kelemahan monorail daya angkutnya rendah membuat tarif yang ditanggung penumpang jadi tinggi," kata Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (MPW PKS) DKI Jakarta ini.

Kedua, dia melanjutkan, LRT-Jakarta harus memilih rute yang dilewati sebanyak mungkin warga yang bekerja di sektor industri, jasa dan pemerintahan. "Soal rute juga, LRT-Jakarta mesti memudahkan para penglaju untuk berpindah antarmoda angkutan massal," ujarnya.

Ketiga, Sani mengemukakan, LRT-Jakarta harus menghubungkan pusat kota dengan daerah pinggir kota, atau penduduk komuter yang berpindah moda angkutan. "Di luar itu, setiap ide mestilah dibicarakan dengan cermat bersama seluruh stakeholder utama pembangunan Jakarta, termasuk soal LRT-Jakarta," kata dia.

Rencananya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun LRT-Jakarta di tujuh koridor. Untuk tahap awal akan dibangun dua koridor, yaitu koridor Kelapa Gading-Kebayoran Lama sepanjang 21,8 km dan Bandara Soekarno Hatta-Pekan Raya Jakarta (PRJ) sepanjang 18,5 kilometer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement