Selasa 03 Feb 2015 17:36 WIB

Rawan Longsor, Warga Dua Dusun Karanganyar akan Direlokasi

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Indah Wulandari
Waspadai Jalur rawan longsor dan amblas.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Waspadai Jalur rawan longsor dan amblas.

REPUBLIKA.CO.ID,KARANGANYAR--Puluhan kepala keluarga yang tinggal di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar terancam keselamatan jiwanya. Lantaran kondisi rumah permukiman mereka terancam bencana longsor saat memasuki musim hujan saat ini.

Guna menghindari bencana tak diinginkan, warga yang tinggal di dua dusun tersebut bakal direlokasi ke tanah ke lokasi yang kondisinya lebih aman. Namun, rencana tersebut sedang dalam pembahasan dengan pihak desa.

''Kita coba komunikasikan dengan pihak desa agar bisa menggunakan tanah kas desa,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar Nugroho, Selasa (3/2).

Menurutnya, solusi relokasi merupakan jalan paling baik untuk menyelamatkan warga dua dusun tersebut.

Nugroho menambahkan, tanah kas desa yang dimaksud adalah sebuah lapangan sepakbola. Kontur tanahnya landai juga sekelilinginya tidak ada tebing curam rawan longsor. Pihaknya juga sudah melihat langsung kondisi lapangan dan benar-benar aman jika terjadi longsor.

Namun, keputusan tetap ada pada desa. ''Kami hanya bisa memberikan rekomendasi tanah yang kira-kira aman untuk tempat tinggal,'' tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak sepuluh KK di dua Dusun di Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo terancam terkena longsoran.

Tebing dengan ketinggian sekitar 12 meter dan mengelilingi rumah mereka kondisinya kritis dan terlihat sudah mulai retak-retak. Bahkan, beberapa bagian tebing sering kali longsor kecil ketika diguyur hujan.

Dari pendataan BPBD Karanganyar, warga yang terancam bahaya longsor terletak di Dusun Bono dan Dusun Plosorejo. Di Dusun Bono, terdapat enam rumah yang dalam kondisi bahaya. Yakni milik Kartorejo, Tri Wahyudi, Gino, Karto Pawiro, Kemin, dan Maryono.

Sedangkan di Dusun Plosorejo terdapat empat rumah. Yakni milik Sumardi, Hartono, Karwo dan Mbok Karni. Total ada 39 jiwa yang menghuni sepuluh rumah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement