REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno L P Marsudi mengatakan para diplomat Indonesia harus mengubah pola pikir. Mereka diminta mengubah pola pikir mereka menjadi seperti pedagang.
"Saya sampaikan tadi berdasarkan arahan dari presiden terutama masalah ekonomi. Ini memerlukan perubahan mindset uang drastis dari semua diplomat Indonesia. Di setiap benak diplomat Indonesia adalah berdagang, narik investor, investasi, pariwisata dan mencari peluang," ujar Retno kepada wartawan usai memberi pengarahan kepada diplomat dalam Rapat Kerja Pimpinan Kementerian Luar Negeri RI dengan Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri, Senin (2/2).
Dia menekankan apapun peluang yang ada harus didapatkan. Karena itu, Retno mengatakan, sejak hari pertama kabinet dibentuk Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah membuka apa yang disebut foreign policy breakfast atau kebijakan luar negeri.
Salah satu prioritas Kemenlu adalah bertemu dengan direktur-direktur BUMN Indonesia untuk menyampaikan manfaat atau memastikan kebijakan luar negeri untuk memperjuangkan produk atau investasi Indonesia.
Dalam konteks perlindungan warga negara, di situ juga terdapat perlindungan badan hukum negara. Retno juga mengharuskan kedutaan besar Indonesia di luar negeri memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat dalam waktu 3x24 jam.
"Karena kedutaan kita kadang-kadang ada surat berisi pertanyaan kemudian tidak ditindaklanjuti. Saya sampaikan tidak boleh ada lagi hal seperti ini," kata Retno.
Dia juga meminta agar produk-produk Indonesia yang dipamerkan di KBRI diganti semua. Menurutnya, berbagai produk Indonesia yang dipamerkan sudah kuno, kualitasnya tidak bagus dan telah berada di situ selama puluhan tahun, bahkan ada produk yang dipamerkan sejak KBRI dibuka dan belim diganti hingga kini.
"Saya sampaikan ganti itu semua. Refleksikan kemampuan produksi Indonesia, refleksikan kemampuan Indonesia sebagai negara anggoya G20," ujar menteri yang berambut pendek tersebut.