Senin 02 Feb 2015 23:00 WIB

DPR: Fogging Bukan Penangkal DBD

Rep: C15/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.IDJA, KARTA -- Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu ancaman masyarakat saat ini. Sebab, angka pengidap DBD sudah mencapai 71.668 jiwa. Foging salah satu cara andalan yang dipakai pemerintah untuk menanggulangi DBD ternyata dinilai belum bisa maksimal berperan.

Anggota Komisi IX DPR RI, Saniatul Lativa mengatakan fogging bukanlah solusi utama memberantas DBD. Sebab, fogging hanya bisa membasmi nyamuk dewasa. Padahal, masa inkubasi jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa sangatlah cepat. Fogging yang dilakukan berkala tidak akan menghasilkan dampak apa-apa.

"Kalau disuatu daerah DBD sudah masuk dalam KLB, maka fogging harusnya dilakukan seminggu sekali," ujar Politisi Partai Golkar ini kepada ROL, Senin (2/2).

Ia mengatakan, usaha yang selama ini dilakukan pemerintah masih sebatas penanggulangan. Selain mengalokasikan program fogging sebagai program utama pemberantas DBD, juga penyebaran abote untuk membasmi jentik nyamuk.

Lativa mengatakan, untuk membebaskan daerah dari DBD memang bukan perkara yang mudah. Sosialisasi 3M serta kerja bakti gotong royong pada tingkat desa merupakan salah satu langkah preventif untuk mencegah DBD.

Lativa menilai, perbedaan karakter budaya masyarakat serta kondisi daerah yang berbeda-beda menjadi salah satu sulitnya membiasakan 3M dikalangan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement