REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Nelayan di Kampung Nelayan Gudang Lelang dan Kotakarang Bandarlampung masih enggan melaut karena angin kencang dan hujan masih melanda kawasan daratan dan pesisir Lampung.
Pengamatan Republika di pesisir kawasan Gudang Lelang, Kelurahan Kangkung, Bumi Waras, dan Kotakarang, Bandar Lampung, Kamis (29/1), kapal motor nelayan masih tertambat di tepi Teluk Lampung.
Nelayan tidak melaut sejak pertengahan Januari lalu. Akbatnya stok ikan di gudang lelang dan pasar tradisional kota Bandar Lampung menipis.
Meski ada nelayan yang masih nekat melaut, lantaran tidak ada pekerjaan lain lagi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Itu pun mereka melaut di laut dangkal, saat kondisi tidak hujan.
Para nelayan terlihat banyak yang membenahi jaring-jaring ikannya di dalam kapal. Selain itu, ada juga nelayan yang memeriksa lambung kapal. Selebihnya seperti di kawasan Gudang Lelang, banyak nelayan hanya duduk-duduk di depan rumah, dan selebihnya bercengkrama.
"Kami tidak berani melaut, hujan disertai angin kencang masih terjadi. Khawatir kalau memaksakan diri, ombaknya tinggi," kata Yasmin, nelayan yang bermukim di tempat pelelangan ikan Gudang Lelang, Kangkung, Bumi Waras.
Hal sama terjadi dengan nelayan di kampung nelayan Kotakarang. Kapal motor nelayan juga masih tertambat di tepi sungai berhari-hari. Menurut Putra, nelayan Kotakarang, kondisi cuaca sedang tidak baik untuk melaut, jadi nelayan banyak yang menunda melaut.
"Sekarang musim hujan dan angin kencang, banyak yang menunda melaut," katanya. Nelayan di kampung ini sudah tidak melaut sejak dua pekan lalu.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, merilis, Kamis (29/1), hujan akan terjadi di wilayah perairan barat Lampung. Tinggi gelombang maksimal berkisar antara 0,75 hingga 1,5 meter.
Di Selat Sunda bagian utara, diprediksi akan turun hujan dengan tinggi gelombang maksimal 1,25 hingga 1,5 meter. Hujan juga akan mengguyur perairan Selat Sunda bagian selatan, tinggi gelombang di sini 1,5 hingga dua meter.