REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali (SDA) mengonsolidasikan barisan pendukungnya di Surabaya, Kamis (29/1). Kedatangan SDA ke Surabaya terbilang dramatis karena disertai pengambialihan kantor DPW PPP Jawa Timur dari pengurus PPP versi Romahurmuziy.
Menyampaikan pidatonya di hadapan seratusan kader, SDA menegaskan bahwa pengurus PPP hasil Muktamar VII Jakarta yang adalah yang sah dan sejalan dengan aturan hukum organisasi. Keabsahan kepngurusan yang sekarang Djan Faridz, menurut SDA, diperkuat oleh dukungan Ketua Dewan Syariah PPP Maimoen Zubair atau biasa disapa Mbah Moen.
"Jadi, mau ikut Romi atau Mbah Moen!?" Kata SDA kepada massa, yang kompak menjawab 'Mbah Moen'.
Selain itu, ia juga meyakinkan pendukungnya, keputusan Pengadilan Tata Usahan Negara (PTUN) membatalkan pengesahan Menkum HAM atas kubu PPP Romahmumuziy menunjukkan bahwa kubu lawan mereka telah keliru.
Ia mengajak kepengurusan Djan Fariz, terutama di Jawa Timur, harus bersatu. "Jangan pernah ragu, karena kita benar," ujar SDA.
Terkait pengambilalihan kantor, menurut Sekjen PPP (kubu Djan Fariz), tidak ada kubu yang lebih berhak atas kantor DPW. Pasalnya, status kelembagaan PPP masih dalam sengketa dan pemerintah belum mengetuk palu.
Hal terpenting menurut dia, kantor DPW tetap menjadi pusat kegiatan dakwah, informasi. "Jangan saling klaim, karena ini sudah turun-temurun," kata dia.
Lebih dari seratus massa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pendukung SDA-Djan Faridz menduduki kantor DPW PPP Jawa Timur di Surabaya, Kamis (29/1). Massa yang berasal dari sejumlah daerah di Jawa Timur tersebut merebut kantor di Jalan Raya Kendangsari Nomor 36 itu, yang sebelumnya dikuasi kubu Romahurmuziy (Romi).