Kamis 29 Jan 2015 16:52 WIB

KNKT Sebut Stall Warning dari Air Asia QZ8501

Pemotongan Ekor Pesawat. Petugas memotong badan pesawat Air Asia QZ8510 di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalteng, Senin (12/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Pemotongan Ekor Pesawat. Petugas memotong badan pesawat Air Asia QZ8510 di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalteng, Senin (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut stall warning atau peringatan kondisi pesawat kehilangan daya angkat berbunyi di dalam pesawat Air Asia QZ8501.

Ketua Tim Investigasi KNKT untuk kasus Air Asia QZ8501 Mardjono Siswosuwarno dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, mengatakan berdasarkan analisis awal terhadap rekaman kotak hitam Air Asia QZ8501 tersebut, stall warning berbunyi diperkirakan saat pesawat menyentuh ketinggian 37.000 kaki dengan pitch angle lebih dari delapan derajat.

Dia menjelaskan delapan derajat adalah umumnya stall warning dalam suatu pesawat mulai berbunyi. "Dalam rekaman kotak hitam, 'stall warning' itu berbunyi, tapi bukan alarm, diperkirakan sekitar," ungkapnya.

Namun, ia belum menyimpulkan apakah pilot berusaha untuk mengendalikan pesawat ke kondisi normal, namun menurut dia pada umumnya kondisi tersebut pilot sulit untuk mengembalikan ke posisi normal.

Ia menampik adanya turbulensi dan ia juga membantah kejadian pada Air Asia QZ8501 persis apa yang terjadi dengan maskapai Prancis Air France yang jatuh di laut Atlantik. "Saya tidak mau membuat persamaan, seharusnya tidak boleh ada diskusi selama dilakukan investigasi, nanti laporan terakhir sekitar 10 bulan lagi akan ketahuan," tukasnya.

Diperkirakan, lanjut Mardjono, ketika jatuh, ekor pesawat (tail section) terlebih dahulu menyentuh permukaan laut, namun ia enggan menjelaskan lebih lanjut karena kotak hitam sudah berhenti merekam sebelum tercebur. Recording berhenti beberapa detik, ia belum tahu. Kemungkinannya banyak, seperti 'black box' yang ada di ekor sudah terpisah.

Meskipun stall warning dalam pesawat tersebut sudah berbunyi, ia belum memastikan bahwa Air Asia QZ8501 mengalami stall. Mardjono menjelaskan kondisi stall dalam pesawat terjadi apabila pesawat tersebut kehilangan daya angkat diakibatkan tekanan udara dan kecepatan tidak seimbang.

"Ketika proyeksi dari daya angkat kecil, sementara beratnya pesawat itu tetap sama, ini yang bahaya. Kalau tidak mau stall, pesawat harus menambah kecepatannya," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement