REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Jokowi disarankan berkomunikasi dengan menggunakan media sosial (Medsos). Hal ini untuk mendekatkan Jokowi dengan rakyat yang mengangkatnya menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menyatakan, di saat Jokowi sedang terpuruk seperti sekarang ini, sudah sepatutnya Jokowi tidak menjaga jarak dengan rakyat. “Dia bisa menggunakan Medsos untuk berkomunikasi dengan rakyat,” ujarnya, kepada Republika, Rabu (28/1).
Jokowi bisa memaparkan pendapatnya dan pandangan mengenai situasi bangsa ini. Dia bisa menyapa masyarakat secara langsung. Rakyat juga bisa langsung berkomunikasi kepada presiden tanpa batasan. Rakyat saat ini membutuhkan penjelasan terkait kinerja Jokowi selama menjadi presiden. Mereka membutuhkan penjelasan langsung agar dapat memahami situasi yang terjadi.
Sayangnya, hal itu tidak terpenuhi, karena Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto, baru-baru ini menyatakan presiden dan ibu negara ternyata tidak memiliki akun medsos. Akun twitter @jokowi_do2 ternyata bukan milik Jokowi. Padahal, akun itu tertulis terverifikasi sebagai milik Jokowi. “Ini tidak tepat,” jelas Hendri. Jokowi, jelasnya, saat ini sedang butuh dukungan dan dekat dengan rakyat. Akun Medsos itu menjadi salah satu sarana Jokowi berkomunikasi langsung.
Seskab baru-baru ini menegaskan presiden tidak memiliki akun Medsos. "Presiden tidak memiliki atau memegang akun apapun baik itu Twitter atau Facebook. Dari pihak Istana menggunakan secara resmi menyalurkan berita kegiatan presiden itu di (website) setneg/setkab," kata Andi.