REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan pendukung Joko Widodo (Jokowi), Ferdinand Hutahea kecewa dengan kinerja ekonomi pemerintahan Jokowi. Baginya Jokowi telah gagal mengimplementasikan kebijakan ekonomi yang sejalan dengan semangat Trisakti dan Nawacita. Saking kesalnya, Ferdinand menyesal telah mendukung Jokowi di pemilu presiden 2014 lalu.
"Saya gemas sekali. Rasanya saya mau dukung Prabowo. Tapi pilpresnya sudah lewat," kata Ferdinand saat menyampaikan curahan hatinya dalam diskusi "Dialog 100 Hari Jokowi" di Jakarta, Rabu (28/1).
Kekecewaan Ferdinand bukan tanpa alasan. Dia menilai Jokowi telah salah memilih menteri-menteri bidang ekonomi di Kabinet Kerja. Sebab hampir seluruh menteri-menteri bidang ekonomi Jokowi adalah penganut paham neoliberalisme (neolib). Bukan penganut Trisakti dan Nawacita yang selalu menjadi jargon kampanye Jokowi.
"Saya heran kenapa Jokowi memilih menteri seperti ini. Jangan-jangan yang memilih menteri ini bukan Jokowi," ujar Ferdinand.
Tuduhan Ferdinand bahwa menteri Jokowi adalah penganut neolib dia contohkan lewat sikap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said. Menurutnya, Sudirman telah mengusulkan wacana ke DPR agar Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) atas Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Minerba.
Lewat perppu tersebut Sudirman ingin menghapus kewajiban perusahaan tambang asing mengolah bahan tambang mentah sebelum dieksport ke luar negeri.
"Menurut saya ini kejahatan yang luar biasa kepada rakyat," kata mantan Direktur Posko Relawan Bara JP seindonesia ini.
Ferdinand mengatakan amanat UU Minerba agar perusahaan tambang mengolah bahan mentah sebelum dieksport tidak bisa ditawar-tawar. Sebab dari sanalah negara bisa mengetahui berapa keuntungan sebenarnya yang didapatkan perusahaan-perusahaan tambang asing atas kekayaan alam Indonesia.
"Saya minta Sudirman mundur dari jabatan sebagai menteri. Saya kira dia bagian dari mafia," ujarnya.
Bukan cuma Sudirman, Menteri BUMN Rini Soemarno juga tidak luput dari kritik Ferdinand. Dia juga menilai Rini sebagai penganut paham neolib karena mewacanakan penjualan gedung Kementerian BUMN. Padahal gedung Kementerian BUMN merupakan salah satu aset strategis yang dimiliki pemerintah.