REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menyatakan PBNU berharap kisruh di internal Partai Golkar bisa segera selesai melalui mekanisme islah.
"Kalau bisa diselesaikan secara musyawarah dan mufakat melalui mekanisme islah itu lebih baik daripada saling mengajukan gugatan melalui pengadilan," kata KH Said Aqil Siradj usai menerima Ketua Umum
DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta, HR Agung Laksono di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (28/1).
Pada pertemuan tersebut, Agung Laksono didampingi Ketua Bidang Hukum Lawrence TP Siburian, Wakil Sekertaris Jenderal Sabil Rahman, dan Wakil Bendahara Umum Bimo Trihasmoro.
Menurut KH Said Aqil Siradj, PBNU terbuka pada siapa saja yang ingin melakukan silaturrahim dan meminta bantuan. Pada kesempatan tersebut, KH Said Aqil Siradj mendoakan, agar Partai Golkar segera islah. "Saya mengimbau, agar tokoh-tokoh Partai Golkar bisa mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan kelompok," katanya.
KH Said Aqil Siradj menegaskan, agar Partai Golkar lebih mengutamakan pembangunan bangsa daripada pembangunan partai.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta HR Agung Laksono menyatakan, meminta saran-saran kepada Ketua Umm PBNU KH Said Aqil Siradj seputar upaya islah Partai Golkar.
Pertemuan berlangsug secara tertutup selama sekitar satu jam dan seusai pertemuan, Agung Laksono dan KH Aqil Siradj, memberikan penjelasan kepada pers.
Menurut Agung Laksono, dirinya bersama beberapa pengurus DPP Partai Golkar bertemu dengan Ketua Umum PBNU untuk meminta saran-saran dalam upaya islah Partai Golkar. KH Said Aqil Siradj, kata dia, adalah tokoh nasional dan pemimpin lembaga yang memiliki dukungan umat Islam di seluruh
Indonesia.
"Apalagi Pak Aqil dan saya, sama-sama berasal dari Cirebon, sehingga saya meminta saran kepada Pak Aqil," katanya.
Mantan ketua DPR itu menjelaskan, DPP Partai Golkar hasi Munas Bali serta DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta, sudah melakukan upaya islah. Dari upaya islah tersebut, kata dia, sudah mencapai titik temu
pada empat sikap politik dari lima sikap politik ang dibahas. "Satu lagi sikap politik yang belum sepakat yakni soal posisi Partai Golkar terhadap koalisi," katanya.