REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Program Nasional Penanggulangan Terorisme (PNPT) Nasaruddin Umar mengatakan, dibandingkan dengan Eropa dan Australia, warga negara Indonesia yang menjadi anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) jauh lebih sedikit.
Berdasarkan data yang beredar di internet, ujar Nasaruddin, jumlah anggota ISIS dari Eropa dan Australia mencapai 2.000 orang lebih. "Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas Muslim hanya kurang dari 200 orang yang pergi ke Timur Tengah bergabung dengan ISIS," kata Nasaruddin, Selasa, (27/1).
Sedikitnya WNI yang bergabung dengan ISIS, terang dia, disebabkan pemahaman masyarakat bahwa ISIS itu belum tentu memperjuangkan Islam. Persoalan ISIS lebih cenderung pada masalah geopolitik regional di Timur Tengah namun mereka menggunakan isu agama karena memang isu agama lebih seksi.
"Umat Islam kita juga tidak mudah terprovokasi. Rakyat Indonesia juga lebih taat aturan dalam negeri makanya jarang yang pergi bergabung dengan ISIS," ujarnya.