REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Genap hari ke-10 pemerintahan Jokowi-JK, Presiden Jokowi dinilai gagal mempertahankan kepercayaan. Jokowi sekarang dianggap melenceng dari visi misi kepemimpinannya.
Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro memberi nilai merah atas pemerintahan Jokowi. Siti mengatakan, aspek politik ditakutkan mengandaskan pemerintahannya. "Seratus hari ini kehilangan momentum," katanya saat dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (27/1).
Menurut Siti, banyak hal yang membuat Jokowi dinilai melenceng. Paling kentara, dikatakan dia soal dominasi tokoh-tokoh partai politik pengusungnya. Siti bahkan menilai Jokowi sudah tak lagi berwibawa. Penilaian itu muncul dari pola penempatan pejabat strategis yang dipilih presiden, di kementerian juga di lembaga penegakan hukum.
"Terendus jelas ini. Bahwa Presiden dipengaruhi pengusung-pengusungnya. Kalah wibawa," terang Siti. Dia menyarankan, agar presiden menyisakan masa depan kepemimpinannya ke-pada masyarakat pendukungnya, lewat kebijakan-kebijakan politik yang tidak mementingkan kebutuhan partai.
Meskipun begitu, dikatakan Siti, masih ada sisi baik di seratus hari kepemimpinan Jokowi. Antara lain, soal pengaruh Jokowi dalam menghilangkan kultur kekuasaan. Paling tampak di jajaran kabinet, yang dinilai Siti masih mempertahankan keseder-hanaan.
Beberapa menteri, dipandang Siti, mengikuti cara-cara presiden yang selama ini digambarkan mau berdekatan dengan rakyat. Baik lewat cara berpenampilan, maupun lewat interaksi langsung. "Saya berharap ini tidak naif," ujar alumnus Universitas Jember tersebut.