REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur Andre Koreh mengatakan, banyak sekali infrastruktur jalan dan jembatan serta saluran irigasi yang mengalami kerusakan akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi selama beberapa hari terakhir ini.
"Kami menerima sekali banyak laporan mengenai kerusakan jalan dan jembatan selama sepekan terakhir ini. Tim sudah turun ke lokasi untuk melakukan pendataan. Tim juga berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT, Andre Koreh di Kupang, Senin (26/1).
Dia mengemukakan hal itu, langkah penanganan yang dilakukan pemerintah, terkait banyaknya kerusakan fasilitas jalan dan jembatan di NTT, sebagai dampak dari hujan yang turun terus menerus beberapa hari terakhir ini.
Menurut dia, sejak awal Desember 2014, pihaknya sudah melakukan siaga alat berat, terutama di titik-titik yang rawan terjadi longsor.
Penempatan peralatan berat itu dilakukan dengan tujuan agar jika terjadi longsor yang menutup jalan, alat berat bisa melakukan pembersihan atau membuka jalan darurat.
"Pak gubernur sudah memerintahkan agar pada kondisi apapun, akses jalan tidak boleh terputus karena sangat mengganggu perekonomian antarwilayah, dan kami jabarkan melalui penempatan alat berat pada titik rawan longsor," tuturnya.
Mengenai penanganan lanjutan, dia mengatakan setelah tim melakukan pendataan, pemerintah akan menghitung kerugian dan biaya yang diperlukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan. "Dinas PU akan selalu berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT untuk kepentingan penanganan lebih lanjut," katanya.