Senin 26 Jan 2015 11:33 WIB

Jabar Tolak Impor Ayam Asal Brasil

Ayam Beku (ilustrasi)
Foto: Shutterstock
Ayam Beku (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Peternak Jabar mendukung upaya pemerintah menolak impor daging ayam asal Brasil. Membanjirnya pasar Indonesia dengan pasokan ayam impor, dipastikan sangat merugikan peternak lokal.

Ketua Perhimpunan Peternak Ayam Nasional (PPAN) Jabar Herry Dermawan mengatakan, pemerintah berkewajiban melindungi peternak di dalam negeri. Kebijakan menolak impor, kata dia, akan menjadi barrier (penghalang) derasnya impor ayam di pasar lokal.

Dia menilai, kehadiran daging ayam dari Brasil akan merusak harga pasar. “Harga ayam lokal akan jatuh karena sulit bersaing dengan harga daging dari luar negeri yang murah,” ujarnya, Senin (26/1).

Namun demikian, pihaknya optimistis pasar akan lebih memilih ayam lokal. Hal ini karena daging ayam dari Brasil kurang enak dimasak. “Daging ayam dari luar negeri biasanya amis dan banyak lemak,” ucapnya.

Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jabar Dody Firman Nugraha berharap, pemerintah tetap kukuh menolak impor ayam dari Brasil. Pasalnya, kebutuhan ayam potong sudah dapat dipenuhi oleh para peternak ayam di dalam negeri.

Dia menjelaskan, Jabar merupakan daerah produsen terbesar secara nasional untuk hewan ternak unggas, khususnya ayam. Jabar memasok hampir 60 persen kebutuhan ayam di Indonesia.

Selain ayam potong, lanjutnya, Jabar juga menjadi produsen utama untuk day old chicken (DOC) dengan kemampuan produksi 7 juta ekor/pekan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka permintaan pasar yang berkisar 4 juta ekor/pekan.

“Tidak perlu impor dari Brasil, karena peternak di dalam negeri masih mampu memenuhi kebutuhan ayam potong," katanya.

Menurut Dody, pemerintah sebaiknya mengimpor grand parent stock (GPS). Sebab, Indonesia selama ini belum mampu membuatnya sehingga terpaksa mengambil dari negara lain, seperti Australia, Amerika Serikat, atau Thailand. “Kita belum mampu membuat GPS karena teknologinya sangat mahal,” ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia menolak dengan tegas impor ayam asal Brasil. Hal ini diduga karena aspek halal yang tidak bisa dipenuhi.

Brasil mengadukan Indonesia ke World Trade Organization (WTO) terkait persoalan impor daging ayam. Indonesia memiliki waktu 60 hari untuk menyelesaikan persoalan dengan Brasil tanpa campur tangan WTO terhitung sejak 16 Oktober. Februari mendatang, Indonesia bersiap menghadapi tuntutan Brasil. Makin berat bagi Indonesia sebab lawan kian bertambah, yakni Australia, Amerika Serikat (AS), dan Thailand bersatu dengan Brasil untuk melawan Indonesia terkait aturan ayam impor yang dapat masuk ke Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement