REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama didesak meminta maaf kepada warga Ibu Kota lantaran belum mampu mengatasi banjir. Sebab, banjir bukan hanya membuat warga mengungsi, tetapi juga menimbulkan kemacetan dan merusak kendaraan.
“Lebih baik Ahok minta maaf daripada mencari-cari alasan, apalagi menuduh warga sebagai penyebabnya," kata Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan, Senin (25/1).
Edison menjelaskan, Jakarta hanya dilanda hujan lokal dan tidak ada luapan air dari sungai maupun kiriman air dari Bogor. Namun, banjir sudah melanda di 36 titik yang tersebar di lima wilayah Jakarta. Kondisi ini adalah bukti bahwa Pemprov DKI belum mampu memperbaiki drainase Jakarta.
“Hanya hujan lokal kondisinya sudah begini parah, artinya sistim drainase tidak berfungsi,” kata Edison.
Selain itu Ahok memaksa warga harus mengungsi karena rumahnya tergenang air. Banjir juga menimbulkan kemacetan hebat di sejumlah ruas jalan Ibu Kota. Seperti kemacetan yang terjadi di wilayah Matraman, Jakarta Timur dari arah Rawamangun menuju Manggarai pada Ahad (25/1) sore.
Edison menyampaikan agar Gubernur Ahok tidak terlalu banyak komentar dan mencari alasan. Misal, ada pompa yang tidak berfungsi, atau masih banyak warga yang bermukim di bantaran sungai. “Apapun alasannya, ini adalah tanggungjawab Ahok,” tegas Edison.
Sebab kesiapan menghadapi banjir harusnya sudah dilakukan jauh sebelum musim hujan, jadi tidak ada lagi alasan. ITW menyarankan agar Ahok bisa memotivasi stafnya untuk meningkatkan kinerja. Kemudian fokus pada pengawasan, agar rencana penanggulangan banjir tercapai sesuai dengan rencana.
"Jangan hanya marah-marah tidak karuan, dan menantang setiap ada warga atau kelompok yang mengkritisi kebijakannya", tutur Edison.