Jumat 23 Jan 2015 18:11 WIB

BBM Turun, Harga Sembako Belum Stabil

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Karta Raharja Ucu
Sembako (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sembako (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah telah melakukan dua kali penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Sayang, penurunan tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan kebutuhan pokok.

Hingga hari kelima dari penurunan BBM, harga-harga kebutuhan pokok di Kota Makassar masih menggunakan harga sama sebelum BBM turun. Di Pasar Pabaeng-bang misalnya, harga beras yang paling standar sekitar Rp 6.800-8.500 per liter. Sementara untuk harga cabai rawit masih berada antara Rp 15-20 ribu per kilogram.

Yadi, pedagang di pasar Pabaeng-baeng menyebutkan belum turunnya harga kebutuhan pokok, karena masih banyak stok yang telah dibeli saat BBM naik. Alhasil tidak bisa dengan segera harga di pasarab bisa langsung turun.

"Ini kan dari distributornya masih sama. Setok kita juga masih ada jadi belum bisa diturunkan. Kalau tidak kita bisa rugi jika jual di bawah harga beli awal," ujar Yadi, Jumat (23/1).

Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sulsel Ahmad Habib menuturkan, harga memang tidak bisa langsung turun drastis dalam kurun waktu satu pekan. Maka, untuk menggandeng pihak penjual agar sedikit demi sedikit menurunkan harga dengan cara menjaga distribusi.

Ia menjelaskan harga yang paling sulit distabilkan adalah cabai. Musim hujan membuat ketersediaan baran ini cukup sulit. Terlebih Sulsel masih harus menyuplai daerah lainnya untuk kebutuhan cabai. Sejauh ini di daerah di Sulsel terdapat empat tempat yang presentase harga kebutuhan masih tinggi yaitu, Parepare, Bulukumba, Bone, dan Palopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement