Jumat 23 Jan 2015 17:32 WIB

BBM Turun, Daging dan Ayam Masih Mahal

Rep: Andi Nurroni/ Red: Karta Raharja Ucu
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penurunan harga BBM per 19 Januari belum berdampak pada penurunan harga kebutuhan pokok masyarakat. Di Surabaya, Jawa Timur, harga daging sapi dan daging ayam contohnya, belum mengalami penurunan sama sekali.

Jamaludin, pedagang daging sapi di Pasar Wonokromo, mengaku menjual daging hingga Rp 110 ribu per kilogram. Harga tersebut masih sama seperti pascakenaikan BBM November 2014.

Menurut Jamaludin, alih-alih turun, harga daging malah terancam naik. "Mereka (bandar besar) minta naik Rp 2 ribu per kilogram. Kami pedagang enggak mau, memaksa beli harga lama," ujar Jamaludin.

Menurutnya, gejala kenaikan harga daging disebabkan oleh kurangnya kiriman dari daerah-daerah pemasok. Harga daging lepas tulang dan tanpa gaji dari rumah potong sekarang, menurut Jamaludin adalah Rp 93-95 ribu per kilogram.    

Setali tiga uang, harga daging ayam juga masih bertahan Rp 30 ribu per kilogram. Muhibah, pedagang ayam menyebutkan, harga tersebut berlaku sekitar satu pekan lalu. Sebelumnya, menurutnya, harga ayam adalah Rp 23-24 ribu per kilogram.

Masih di Pasar Wonokromo, sebaliknya, harga ragam cabai mengalami penurunan. Cabai rawit yang beberapa waktu lalu ada di kisaran Rp 80-90 ribuper kilogram sekarang hanya Rp 30 ribu.

Sementara itu, cabai merah dan cabagi hijau, masing-masing Rp 25 ribu dan Rp 16 ribu. Sebelumnya, harga cabai merah sempat menembus titik Rp 60 ribu dan cabai hijau Rp 20 ribu.

Casmani, pedagang cabai menuturkan, penurunan terjadi sejak dua pekan lalu. Penurunan terjadi, menurutnya, bukan dipengaruhi oleh penurunan harga BBM, melainkan karena melimpahnya pasokan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement