Jumat 23 Jan 2015 18:19 WIB
Penangkapan Bambang Widjojanto

TWBI Apresiasi Dukungan Paiketan Pemangku Soal Revitalisasi Teluk Benoa

Aksi massa dukung revitalisasi Teluk Benoa
Foto: dok
Aksi massa dukung revitalisasi Teluk Benoa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI), Heru Budi Wasesa, selaku pengembang revitalisasi Teluk Benoa menyampaikan terimaka sih atas dukungan yang diberikan masyarakat. Terakhir, dukungan disampaikan kelompok Paiketan Pemangku Tirta Yatra Bhaga Pawana Santhi Bali.

"Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Paiketan Pemangku atas dukungannya. Kami juga menyampaikan terima kasih bagi yang belum mendukung, karena mereka juga saudara kita," tegas Heru, Jumat (23/1).

Menurutnya, masyarakat yang belum sepaham dengan revitalisasi tersebut karena kurangnya sosialisasi. Perusahaan pun terbuka untuk melakukan dialog dan sosialisasi agar kekhawatiran yang selama ini menghantui, menjadi hilang.

"Mungkin sosialisasi yang kurang komperhensif sehingga ada masyarakat yang khawatir. Kami terbuka untuk menjelaskan bahwa apa yang dikhawatirkan itu tidak akan terjadi. Apalagi kami belum melakukan pembangunan," ujarnya.

Heru memastikan, revitalisasi akan membawa manfaat dan tidak merusak, malah memperbaiki lingkungan. "Dalam berinvestasi tidak ada sedikitpun niat kami untuk merusak lingkungan, apalagi menyulitkan masyarakat," tegasnya.

Saat perayaan hari raya Ciwa Ratri, Paiketan Pemangku, kelompok yang anggotanya terdiri dari para pemangku yang ada di pulau Bali menyatakan dukungan terhadap rencana revitalisasi Teluk Benoa Bali.

"Kami dari Paiketan Pemangku Tirta Yatra Bhaga Pawana Santhi Bali mendukung secara penuh rencana revitalisasi Teluk Benoa yang sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 51/2014," tulis Ketua Paiketan Pemangku, Gusti Mangku Ngurah Mendra, Senin (19/1).

Menurut Gusti Mangku Ngurah Mendra, perbedaan pendapat soal revitalisasi adalah hal biasa. Karenanya, harus disikapi dengan mengedepankan niat tulus, arif dan bijaksana.

"Perbedaan pendapat adalah suatu hal yang biasa, tetapi di dalam menyikapi suatu masalah harus mengedepankan sifat sattwam (arif dan bijaksana/kesucian) serta niat yang las carya (tulus dan iklas). Sehingga menghasilkan suatu solusi yang terbaik bagi semuanya. Jangan malah didominasi sifat rajas (nafsu) dan tamas (malas)," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement