REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK BASUNG - Tim gabungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam, Sumatera Barat (Sumbar), berhasil menemukan jasad korban yang diseret buaya di Sungai Batang Masang, Nagari Tiku Lima Jorong, Kamis (22/1).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Warsito di Lubuk Basung, Kamis, mengatakan jasad korban atas nama Sanati Waruhu (49) ditemukan mengapung tanpa sehelai pakaian di Sungai Batang Masang oleh anggota BPBD, TNI, PMI, Satpol Air Polres Agam, Muspica dan masyarakat setempat.
"Jasad korban dalam keadaan menelentang yang tersangkut di batang bambu yang ada di sungai itu. Sementara kondisi perut, tangan kanan dan kaki kiri korban sudah hilang," ujarnya.
Melihat kondisi itu, tim gabungan berusaha untuk membawa jasad korban ke tepi sungai dan langsung dibawa ke rumah korban dengan jarak sekitar tiga kilometer, untuk diotopsi oleh tim medis dari Puskesmas Tiku dan pihak Polres Agam. Beberapa jam kemudian, jasad korban langsung dimakamkan di pemakaman umum yang adan di Afdeling Empat Gadih Angik, Jorong Masang Timur, Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara.
Ia menambahkan korban meninggal dunia dan sebagian organ tubuh hilang yang diduga akibat dimakan buaya, karena saat anggota tim melakukan evakuasi jasad korban, pawang buaya yang dilibatkan melihat dua ekor buaya dengan panjang sekitar tiga meter di dasar perairan dengan jarak sekitar empat meter.
Selain itu, tim gabungan mengunakan tiga perahu juga melihat satu ekor buaya dengan panjang sekitar satu meter yang berada di pingir sungai. "Kuat dugaan korban yang sehari-hari karyawan PT Mutiara Agam, diseret buaya dan dibenamkan ke dasar sungai semenjak Senin (19/1) sore hingga Kamis (22/1). Saat itu korban sedang mandi di sungai itu dan anaknya melihat korban dibawa buaya itu," katanya.
Sementara salah seorang pawang buaya Nasir (56) mengatakan saat anggota tim gabungan melakukan evakuasi korban, ada dua ekor buaya yang berada di dasar perairan.
Untuk itu, ia meminta kepada anggota tim gabungan membawa jasad korban ke tepi sungai. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka anggota tim gabungan akan diserang buaya itu.
"Saya melihat bayangan dua ekor buaya dengan panjang tiga meter berada di dasar sungai. Agar anggota tim gabungan tidak diserang, maka saya minta untuk membawa korban ke tepi sungai," katanya.
Ia menambahkan buaya di Sungai Batang Masang beberapa tahun ini sangat ganas dan menyerang warga yang melakukan aktifitas di sungai itu.
Dua hari sebelum kejadian, Sabtu (17/1), ada warga yang diserang buaya dan warga tersebut berhasil menyelamatkan diri. Sementara ternak warga seperti sapi dan anjing juga menjadi sasaran dari buaya itu.
Sungai Batang Masang yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit milik PT Mutiara Agam dan masyarakat dengan populasi binatang reptil ini sekitar 5.000 ekor. Dengan kondisi ini, Bambang mengimbau kepada warga yang ada disepanjang aliran sungai itu, untuk tidak melakukan aktivitas di sungai itu, sehingga tidak menjadi korban keganasan buaya itu.
Imbauan ini, tambah dia, dilakukan karena tiga tahun terakhir ada dua warga yang meninggal dunia dan beberapa orang luka akibat diserang buaya.