REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Kondisi bagian besar badan pesawat Air Asia QZ8501 yang terbaring didasar laut dengan kedalaman 30 meter di perairan Selat Karimata ternyata tidak terbalik.
Akan tetapi, dibagian belakang pesawat, atau di area ekor kedua sayapnya patah.
"Badan pesawat tidak terbalik, belakang atau ekor pesawat sudah tidak ada, dan kedua sayap pesawat patah," ujar Marsekal Madya, SB Supriyadi di Lanud TNI AU Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng), Kamis (22/1).
Supriyadi mendapat informasi tersebut dari Panglima Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Madya TNI Widodo di KRI Banda Aceh. Diketahui sebelumnya bahwa dia telah menerjunkan tim penyelam dan berhasil mengevakuasi enam mayat korban yang berada didalam bagian besar badan pesawat.
Supriyadi juga menjelaskan, badan pesawat yang tersisa itu berdimensi panjang 24 meter, lebar delapan meter, dan sayap tiga meter. Posisi bagian besar badan pesawat tersebut berada dikedalaman 30 meter dan berjarak 3.400 meter dari lokasi ekor pesawat yang telah lebih dulu ditemukan dan diangkat.
"Enam mayat korban yang ditemukan sudah tidak utuh," jelasnya.
Kembali ditegaskan olehnya bahwa, operasi penyelaman untuk sementara ini dihentikan karena cuaca sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kurang bersahabat dengan angin dan arus bawah laut mulai kecang, selain itu juga sudah menjelang malam.